ESGNOW.ID, BEIJING -- Pemerintah China mendukung deklarasi yang dihasilkan dari World Water Forum Ke-10 di Nusa Dua Bali. Khususnya dalam kerja sama dengan negara-negara kepulauan termasuk Indonesia dalam konservasi air dan pengelolaan air bersih.
"Pemerintah China sangat mementingkan kerja sama internasional di bidang konservasi air. Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan negara-negara kepulauan dan pulau-pulau kecil, termasuk Indonesia, untuk bersama-sama mengatasi tantangan perubahan iklim," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, China, kemarin.
World Water Forum Ke-10 yang digelar di Nusa Dua, Bali, pada 18–25 Mei 2024 membahas konservasi air, air bersih dan sanitasi, ketahanan pangan dan energi, serta mitigasi bencana alam. Sebanyak 244 sesi pembahasan terkait air digelar serta menghasilkan deklarasi tingkat menteri yang berhasil disahkan dalam forum tersebut.
"Dalam beberapa tahun terakhir, kejadian cuaca ekstrem sering terjadi di seluruh dunia, dan banjir serta kekeringan menjadi lebih kompleks dan tidak dapat diprediksi," tambah Mao Ning.
China dan Indonesia, menurut Mao Ning, selama beberapa tahun terakhir, telah melakukan sejumlah kerja sama di bidang pengelolaan sumber daya air berkelanjutan, pembangunan konservasi air, pencegahan dan pengendalian bencana di pegunungan, pencegahan banjir dan kekeringan dan bidang lainnya.
"Di bawah kerangka kerja sama regional Asia dan kerja sama China-ASEAN, kedua negara telah mengerjakan proyek-proyek praktis, yang melibatkan pembangunan dan pengelolaan bendungan serta desalinasi air laut. Langkah-langkah ini sangat penting untuk mendorong pembangunan ekonomi dan masyarakat yang berkelanjutan," ungkap Mao Ning.
Mao Ning juga menegaskan China siap bekerja sama dengan negara-negara lain untuk memperkuat kerja sama di bidang pengelolaan air, bertukar gagasan mengenai pengendalian air, mendiskusikan strategi manajemen air, berbagi pengalaman. Juga bersama-sama membangun platform pengendalian air hingga mempercepat implementasi tujuan-tujuan terkait air dalam agenda PBB 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.
"Kami mencatat bahwa pemerintah Indonesia berhasil menjadi tuan rumah World Water Forum Ke-10 yang telah mendapat tanggapan positif dan partisipasi luas dari komunitas internasional dan memberikan platform penting bagi dunia untuk mengatasi tantangan manajemen air, membangun konsensus mengenai masalah air dan berbagi pengalaman dalam tata kelola air," tutur Mao Ning.
Di bawah kepemimpinan Indonesia, World Water Forum Ke-10 yang dihadiri 106 negara dan 27 organisasi internasional telah mengadopsi Deklarasi di tingkat menteri.
Dalam Deklarasi tersebut, Indonesia mengajukan tiga prioritas. Pertama, usulan Hari Danau Sedunia karena danau merupakan sumber air yang menunjang kehidupan manusia sekaligus mempunyai fungsi sosial dan ekonomi bagi masyarakat. Peringatan Hari Danau Sedunia tidak hanya sekedar simbolis, namun sebagai salah satu kunci utama pelestarian danau di seluruh dunia.
Kedua, pembentukan "Center of Excellence" ketahanan air dan iklim untuk peningkatan kapasitas, pertukaran pengetahuan, dan pemanfaatan fasilitas unggulan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia harus menjadi yang terdepan dalam mendorong inovasi pengelolaan air dan sanitasi.
Ketiga, mengangkat isu pengelolaan sumber daya air terpadu di pulau-pulau kecil. Meski dikelilingi perairan yang luas, Indonesia tetap membutuhkan sistem pengelolaan yang baik untuk mengatasi tantangan terkait kualitas dan ketersediaan air bersih.
Selain Deklarasi Menteri, pencapaian lain dalam forum tersebut adalah keberhasilan Indonesia menyusun daftar proyek besar terkait air di berbagai negara. Sebanyak 113 proyek senilai senilai Rp 148,94 triliun turut disahkan termasuk proyek percepatan penyediaan air minum untuk 3 juta rumah tangga dan proyek pengelolaan air limbah domestik untuk 300 ribu rumah tangga.