ESGNOW.ID, JAKARTA -- Praktik Environmental, Social and Governance (ESG) bukan sekadar target-target yang perlu dipenuhi perusahaan untuk mendapat pendanaan. Penerapan ESG justru dapat meningkatkan kinerja dan tata kelola perusahaan.
Vice President of ESG and Safeguard PT PLN (Persero), Imam Muttaqien mengatakan ESG berawal dari upaya PBB menghubungkan Target Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan pendanaan pada 2004 lalu. ESG menjadi syarat bagi perusahaan untuk mendapatkan pendanaan dari bank dan investor.
"Sehingga hari ini di carbon market di bursa efek, perusahaan-perusahaan yang terdaftar itu wajib menerapkan ESG karena membutuhkan pendanaan dari investor yang mensyaratkan ESG," kata Imam dalam forum ESG Summit yang digelar Republika di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (12/9/2024).
Imam mengatakan untuk merespons pasar serta tekanan dari pemangku kepentingan dan investor, harus ada standar yang dipenuhi untuk mendapatkan pendanaan berkelanjutan, ESG salah satunya. Imam menambahkan PLN mencoba membangun praktik ESG dari dalam perusahaan.
Ia mengatakan praktik ESG di PLN tidak sekadar memenuhi kewajiban dan menerbitkan laporan, tapi juga bagian dalam pengorganisasian perusahaan dan menerapkan nilai-nilainya hingga ke tingkat unit di seluruh Indonesia. "Artinya apa kami ingin target-target ESG yang ingin kami capai diturunkan ke level-level unit di seluruh Indonesia," katanya.
Imam mengatakan pimpinan PLN menurunkan nilai-nilai ESG ke seluruh jajaran manajemen. Ia mengatakan di PLN, ESG harus menjadi "insting kewajiban" dari setiap manajemen dalam menyusun program atau mengerjakan pekerjaannya.
Imam menjelaskan praktik ESG menyerupai kegiatan-kegiatan kewajiban sosial perusahaan seperti kegiatan lingkungan hidup atau kegiatan sosial lainnya. Tapi dengan ESG, perusahaan dapat mengukur kegiatannya dengan target perusahaan dan mengonversinya menjadi indikator untuk mendapat pendanaan.
"Contohnya penanganan pemadaman listrik, kami ada target beberapa menit kami harus menangani pemadaman, itu salah satu KPI ESG sebenarnya, kenapa karena ada hubungannya dengan anggaran listrik, ada hubungannya dengan kepuasan pelanggan dan sebagainya, itu target-target yang kami sampaikan ke level unit dan kami sampaikan ke investor kami," katanya.
Salah satu pelaksanaan praktik ESG adalah transparansi. Imam mengatakan PLN menyampaikan semua kegiatan operasional ke publik termasuk melalui situs resminya sendiri. Hal ini termasuk apa yang terjadi di perusahaan, seperti kecelakaan kerja.
"Sehingga walaupun kami yang bukan perusahaan terbuka tidak terdaftar Bursa Efek, dan ESG tidak menjadi salah satu indikator dalam rating pendanaan, tapi dengan melaksanakan ESG, perusahaan jadi memiliki tata kelola yang baik," katanya.
Imam mengatakan dengan turut melaksanakan praktik ESG, maka perusahaan harus juga siap dinilai. Dia menegaskan, praktik ESG mendorong kinerja perusahaan yang orientasi dan tujuannya adalah ESG.
"ESG mendorong kinerja perusahaan yang berorientasi atau bahkan memang tujuannya ESG, Misalnya PLN, listrik memang hal yang kami produksi tapi tujuannya manusia bisa hidup, bisa lebih baik, bisa meningkat ekonominya, kami harus memastikan aman terjaga, ada target-target transisi energi dan sebagainya," kata Imam
"Yang kami lakukan saat ini tujuan besar perusahaan tidak hanya menggugurkan kewajiban," kata dia.