ESGNOW.ID, ATHENA -- Pejabat dari sembilan negara anggota Uni Eropa yang tergabung dalam MED9 mengatakan mereka fokus membangun pembangkit listrik tenaga angin dan surya di Mediterania. Pembangunan itu untuk mengubah wilayah tersebut menjadi pusat energi terbarukan dan sebagai salah satu upaya menanggulangi risiko perubahan iklim.
Dalam pernyataan bersama menteri energi Siprus, Slovenia dan Malta, menteri ekonomi Kroasia serta pejabat dari Yunani, Italia, Prancis, Portugal, mereka menyatakan akan membangun proyek energi gabungan di seluruh perbatasan tanpa birokrasi ketat. Sesuatu yang dapat mencegah investor masuk.
Mereka meminta Komisi Eropa memimpin penelitian terbaru mengenai potensi energi terbarukan di kawasan yang dapat memberi informasi dalam mengambil keputusan dan mengambil tindakan konkret sebelum mereka membangun proyek-proyek energi ramah lingkungan. Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuan Menteri Energi MED9 di Larnaca, Siprus.
Menteri Energi Siprus George Papanastasiou mengatakan negara-negara MED9 mencari cara untuk dapat memproduksi energi bersih di lepas pantai karena semakin langkanya lahan di negara-negara Mediterania.
Papanastasiou mengatakan sejumlah negara sudah menggelar proyek pembangkit listrik tenaga angin di perairan dangkal. Proyek awal itu akan dipelajari negara-negara MED9 lainnya sebagai dasar untuk proyek-proyek mereka sendiri.
MED9 juga berencana membangun pembangkit listrik tenaga gelombang laut dan unit-unit panel surya mengapung. Untuk memanfaatkan sinar matahari yang melimpah di Eropa selatan.
"(Negara-negara Mediterania) bisa dan harus berada di garis depan energi transisi, karena mereka yang paling rentan terhadap perubahan iklim," kata Direktur Jenderal Badan Energi Spanyol Joan Groizard, Senin (23/9/2024).
Tantangan utama membangun pembangkit listrik tenaga surya dan angin lepas pantai adalah menyambungkannya ke jaringan listrik di darat dan menginterkoneksikannya untuk dikirim ke negara lain.
Duta Besar Yunani untuk Siprus, Ioannis Papameletiou, mengatakan Aegean memiliki kapasitas tenaga angin tertinggi di Uni Eropa. Ia mencatat bahwa ada “ruang yang sangat besar untuk kerja sama dan pertukaran praktik-praktik terbaik.”
Ia mengatakan Yunani telah menetapkan target untuk memperkenalkan 2 gigawatt tenaga angin ke dalam bauran energinya pada tahun 2030, mengembangkannya menjadi 10 GW pada tahun 2040 dan 17 GW pada tahun 2050. "Energi hijau yang terjangkau juga merupakan alat yang ampuh untuk perdamaian," kata Duta Besar Italia untuk Siprus, Federica Ferrari Bravo.