Ifan juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak seperti organisasi masyarakat dan sektor swasta. “Pemerintah tak bisa bekerja sendiri, semuanya harus bisa partisipasi,” ujarnya.
Salah satu contoh inisiatif yang telah berjalan adalah redistribusi pangan oleh berbagai organisasi, seperti Scholars of Sustenance (SOS), Food Bank Indonesia, dan startup seperti Surplus Indonesia.
Untuk mengatasi FLW di sektor produksi, Bappenas mendorong penggunaan alat-alat mesin pertanian yang lebih efisien. Efisiensi ini diharapkan dapat mengurangi kehilangan hasil panen yang sering terjadi akibat penggunaan alat yang tidak tepat atau kurangnya kesadaran petani. Di sektor distribusi, intervensi yang dilakukan fokus pada optimalisasi rantai nilai dingin (cold chain distribution).
“Distribusi juga biasanya banyak terbuang, kita terus dorong penggunaan cold chain distribution, beberapa pilot project sudah dilakukan oleh Badan Pangan Nasional,” jelas Ifan. Penggunaan rantai dingin ini diharapkan dapat meminimalkan makanan yang rusak selama proses distribusi.
Rumah tangga menjadi kontributor terbesar FLW di Indonesia. Oleh karena itu, Ifan menekankan pentingnya edukasi untuk meningkatkan kesadaran individu dalam mengurangi pemborosan makanan di rumah. “Rumah tangga itu butuh kesadaran individu. Kita banyak buang makanan di kulkas, kita mau intervensi di sana,” katanya.
Bappenas telah bekerja sama dengan organisasi terkait untuk menjalankan kampanye kesadaran di hotel, restoran, dan sektor rumah tangga lainnya. Selain itu, Bappenas juga mendukung startup yang bergerak di sektor pengurangan FLW, seperti Surplus Indonesia yang memanfaatkan makanan berlebih yang berpotensi menjadi food waste dan menjualnya dengan harga lebih murah melalui aplikasi.
Ifan juga menyinggung keterkaitan antara FLW dan program makan bergizi gratis di sekolah. “Program ini punya anggaran besar, tapi ada risiko untuk FLW. Kita nggak mau program makan bergizi gratis ini malah menambah angka FLW kita,” jelasnya. Untuk itu, Bappenas merancang intervensi edukatif yang menekankan pentingnya menghindari pemborosan makanan dalam program tersebut.
Melalui berbagai strategi, Bappenas berharap target penurunan FLW bisa tercapai sesuai dengan peta jalan yang telah disusun.