ESGNOW.ID, JAKARTA -- Majelis Hukama Muslimin (MHM) akan kembali membuka Paviliun Iman pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP29) di Baku, Azerbaijan padq November 2024. Paviliun Iman dinilai akan memainkan peran penting dalam COP29, khususnya dalam merespons tantangan perubahan iklim.
Paviliun Iman di COP29 ini diselenggarakan MHM bersama Koalisi Paviliun Iman. Ini merupakan kelanjutan dari inisiatif lintas agama yang dimulai di COP28 di Dubai, UEA. Program ini bertujuan menanamkan perspektif moral dan etika ke dalam diskusi iklim global.
Sebagai bagian integral dari Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa, Paviliun Iman berfungsi sebagai platform khusus bagi Organisasi Berbasis Agama dan Lembaga Keagamaan dari berbagai agama besar untuk mengadvokasi keadilan iklim.
“Paviliun Iman sekali lagi akan menyatukan koalisi beragam yang terdiri dari 97 organisasi yang mewakili 11 agama dan sekte yang berbeda. Kerja sama kolektif ini akan menawarkan perspektif moral dan etika yang unik untuk meningkatkan aksi iklim,” ujar Sekretaris Jenderal MHM, Konselor Mohamed Abdelsalam melalui keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (17/10/2024).
Pavilun Iman akan menyatukan kembali koalisi global untuk memberikan wawasan agama dan moral tentang penguatan upaya iklim melalui program yang komprehensif, termasuk lebih dari 40 sesi diskusi yang mengeksplorasi integrasi spiritualitas dan etika ke dalam aksi iklim.
Diskusi ini akan membahas pemulihan akar spiritual untuk mengatasi krisis iklim, mengeksplorasi dampak non-ekonomi dari perubahan iklim melalui perspektif agama sambil memberdayakan siswa untuk mengatasi tantangan lingkungan melalui ajaran agama, peran kepemimpinan perempuan dalam mencapai keadilan iklim, membina kemitraan untuk adaptasi iklim, dan memanfaatkan kearifan adat dan antaragama.
Di COP29, Paviliun Iman juga akan mengeksplorasi topik lain yang terkait dengan gaya hidup berkelanjutan, desa ekologi yang terinspirasi oleh agama, pembiayaan iklim yang inovatif, dan dialog antargenerasi. Paviliun Iman juga akan menyoroti prinsip-prinsip yang diuraikan dalam "Panggilan Hati Nurani: Pernyataan Bersama Abu Dhabi untuk Iklim," dalam kerangka kerja interaktif yang akan menjadikan Paviliun Iman sebagai pusat ide-ide transformatif dan solusi kolaboratif.
Upaya-upaya ini akan didorong oleh nilai-nilai bersama dan komitmen komunitas-komunitas agama di seluruh dunia. Paviliun Iman akan menekankan dedikasi bersama dari berbagai komunitas ini untuk mengatasi tantangan lingkungan dan mengeksplorasi bagaimana ajaran-ajaran spiritual dapat menginspirasi tindakan iklim yang mendesak.
Abdelsalam menggarisbawahi kebutuhan mendesak bagi tindakan iklim untuk mengadopsi solusi-solusi inovatif yang didasarkan pada nilai-nilai etika dan pengetahuan ilmiah. Ia menekankan peran penting yang dimainkan oleh para pemimpin agama dan intelektual sebagai suara moral yang kuat yang mampu membimbing individu dan komunitas untuk merangkul prinsip-prinsip keadilan dan keberlanjutan.
Abdelsalam mencatat bahwa Paviliun Iman di COP29 dibangun di atas keberhasilan yang signifikan dari edisi perdananya pada COP28 di Dubai dan bertujuan untuk memastikan keberlanjutan inisiatif-inisiatif COP28 sambil memperkuat upaya spiritual kolektif dalam mengatasi tantangan-tantangan iklim.
Abdelsalam menyampaikan terima kasih kepada Komite Tinggi yang mengawasi persiapan COP28 atas dukungannya terhadap inisiatif Paviliun Iman, yang diselenggarakan oleh MHM selama COP28. Dia pun memuji komitmen komite untuk mempertahankan inisiatif penting ini sebagai platform permanen untuk dialog antara para pemimpin pemikiran dan agama, dengan tujuan mengidentifikasi solusi efektif untuk tantangan mendesak yang ditimbulkan oleh perubahan iklim.