Selasa 12 Nov 2024 09:15 WIB

Di Ajang COP29, Indonesia Tegaskan Komitmen Prabowo Tingkatkan EBT

Transisi menuju EBT merupakan hal yang sangat memungkinkan.

Rep: Muhammad Nursyamsi / Red: Satria K Yudha
Ketua Delegasi Indonesia untuk COP29 Hashim Djojohadikusumo menyampaikan paparan saat pembukaan Paviliun Indonesia di COP29, Baku, Azerbaijan, Senin (11/11/2024).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Ketua Delegasi Indonesia untuk COP29 Hashim Djojohadikusumo menyampaikan paparan saat pembukaan Paviliun Indonesia di COP29, Baku, Azerbaijan, Senin (11/11/2024).

ESGNOW.ID,  JAKARTA -- Ketua Delegasi Indonesia untuk COP29 Hashim Djojohadikusumo mengatakan target peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) sebesar 75 persen menjadi garis besar target kebijakan energi Presiden Prabowo Subianto. Hashim menyampaikan upaya tersebut memerlukan upaya bersama dari sejumlah kementerian, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), hingga sektor swasta. 

"Temanya (target Prabowo) adalah 75 persen itu dari energi baru dan terbarukan," ujar Hashim di Paviliun Indonesia dalam ajang COP 29 di Baku, Azerbaijan, Senin (11/11/2024).

Baca Juga

Hashim mengatakan transisi menuju EBT merupakan hal yang sangat memungkinkan, baik dari sisi sumber daya alam maupun biaya. Hashim membantah anggapan banyak pihak yang menyebut pengembangan EBT memerlukan biaya yang jauh lebih mahal ketimbang energi fosil. 

"Sekarang ada teknologi baru dari berbagai sumber, ada yang namanya battery energy storage system, ini sekarang murah, kita sudah ditawarkan empat sen per kilowatt, empat tahun lalu Tesla menawarkan 14 sen, sekarang ada menawarkan empat sen dan menuju ke tiga sen. Saya kira ini transformasi energi terbarukan menjadi sangat terjangkau dan tidak mahal," ucap Hashim. 

Hashim menyampaikan PLN juga telah memiliki strategi teknis dengan memasang kabel-kabel bawah laut nanti antara Kalimantan dan Sumatera maupun Kalimantan dan Sulawesi. Hal ini bertujuan untuk mendekatkan sumber energi bersih terhadap pelanggan demi menciptakan efisiensi biaya. 

Hashim menyampaikan banyak sumber energi baru berada di Indonesia bagian Barat seperti Aceh dan Sumatera Barat untuk sumber hidro, Kalimantan dengan sumber tenaga air dan hidro. Kemudian, potensi tenaga panas bumi panas bumi yang tersebar di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. 

"Pemerintah akan melanjutkan program kemitraan antara dengan swasta dan juga asing. Ini semuanya program internasional, kita harus melaksanakan kolaborasi antara Indonesia dan negara-negara lain," ucap Hashim. 

Hashim menyampaikan Prabowo juga berencana membangun beberapa pusat tenaga nuklir yang besar dengan kapasitas sekitar satu gigawatt hingga dua gigawatt di Indonesia bagian Barat. Hashim mengatakan pemerintah saat ini sedang melakukan kajian strategis dalam menentukan lokasi pembangunan pusat tenaga nuklir tersebut. 

"Yang perlu dicari tempat-tempat yang aman yang tahan gempa, jangan nanti di zona-zona tempat di mana ada rawan gempa, bisa celaka. Yang kedua, ada namanya tenaga-tenaga nuklir kecil small modular reactors (SMR) itu yang bisa terapung, floating, itu untuk melayani Indonesia bagian Timur," kata Hashim.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement