ESGNOW.ID, BAKU -- Pemerintahan Presiden Prabowo berjanji meneruskan semua komitmen terkait aksi-aksi iklim pemerintah sebelumnya. Hal tersebut disampaikan urusan khusus Presiden RI Hashim S. Djojohadikusumo di depan para kepala negara pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa/ Conference of the Parties (COP) ke-29, di Baku, Azerbaijan, Selasa, (12/11/2024).
Pemerintah Prabowo, jelas dia, menargetkan pertumbuhan ekonomi lebih dari 8 persen per tahun. Pada saat yang sama memastikan pembangunan hijau, tangguh, dan inklusif bagi seluruh rakyat.
"Visi ini menentukan misi kami untuk mengurangi emisi gas rumah kaca menuju nol pada tahun 2060 atau lebih cepat dan menghindari 1 miliar ton emisi karbon dioksida," kata hasim dalam keterangan resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dikutip Kamis (14/11/2024).
Ia juga menyebut langkah-langkah pengurangan emisi yang dilakukan Indonesia. Itu mulai dari peralihan pembangunan, tadinya berbasis bahan bakar fosil ke pembangunan berbasis energi terbarukan dengan tambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 75 persen dari energi baru terbarukan. Tambahan listrik tersebut akan disalurkan ke seluruh pulau-pulau utama dan terpadat di Indonesia lewat 70.000 kilometer jalur transmisi pintar akan dibangun.
Indonesia juga akan mengembangkan jaringan listrik pintar yang ramah lingkungan, dengan menambahkan 42 gigawatt tenaga angin dan tenaga surya, melipatgandakan kapasitas energi, dengan total 75 gigawatt.
"Energi bersih yang terjangkau akan disediakan untuk mempercepat pertumbuhan, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, memastikan ketahanan pangan, dan mengentaskan kemiskinan demi kemakmuran rakyat dengan tetap menyeimbangkan pertumbuhan, lingkungan, dan keberlanjutan," ujarnya.
Hashim menerangkan, Indonesia akan mulai menghijaukan kembali lebih dari 12 juta hektar hutan yang terdegradasi secara bertahap, merevitalisasi lahan yang terdegradasi untuk meningkatkan produksi pangan, melindungi lautan demi terciptanya ekonomi biru yang makmur. Kemudian memberdayakan masyarakat lokal demi ketahanan iklim serta lapangan kerja ramah lingkungan yang berkualitas.
"Upaya kami memerlukan tiga faktor pendukung, yaitu kerangka kebijakan pertumbuhan ekonomi hijau komprehensif yang sedang kami selesaikan, investasi besar-besaran sebesar 235 miliar dolar AS, dan kolaborasi internasional," tuturnya.
Hashim mengajak negara-negara untuk memobilisasi sumber daya global dalam hal teknologi, keuangan, dan investasi, membentuk front persatuan untuk melawan pemanasan global dan mendapatkan kembali hak umat manusia untuk bertahan hidup. Ia nengungkapkan jika Indonesia diberkati dengan akuifer garam luas yang menawarkan kapasitas penangkapan dan penyimpanan karbon hampir 500 gigaton. Beberapa perusahaan multinasional telah menyatakan minat yang tinggi terhadap proyek bernilai miliaran dolar tersebut.
Hashim menyampaikan kedepan untuk mendukung aksi iklim, Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan pasar karbon yang kuat dimulai dengan mengoptimalkan 557 juta ton kredit karbon terverifikasi.
"Kita harus bekerja sama untuk memberikan masa depan yang lebih baik bagi generasi penerus kita," ujar adik kandung Presiden Prabowo ini.
Frederikus Dominggus Bata