Senin 13 Jan 2025 13:42 WIB

Ilmuwan Sebut Kebijakan Trump Dapat Memperburuk Pemanasan Global

Pemanasan global dapat meningkatkan intensitas dan frekuensi kebakaran.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan kebakaran besar yang melanda kawasan Pacific Palisades, Los Angeles, California, Selasa (7/1/2025) waktu setempat.
Foto: AP Photo/Ethan Swope
Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan kebakaran besar yang melanda kawasan Pacific Palisades, Los Angeles, California, Selasa (7/1/2025) waktu setempat.

ESGNOW.ID, WASHINGTON -- Para ilmuwan mengatakan kebijakan energi Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump dapat memperburuk pemanasan global. Kebakaran di Los Angeles yang berlangsung satu pekan terakhir menewaskan sedikitnya 16 orang.

Meski perubahan iklim bukan pemicu langsung kebakaran hutan, tapi pemanasan global dapat meningkatkan intensitas dan frekuensi kebakaran di seluruh dunia. Beberapa tahun terakhir, Trump telah menyebut perubahan iklim sebagai hoaks.

Baca Juga

Selama kampanye pemilihan presiden tahun 2024, ia berulang kali menebar keraguan tentang perubahan iklim. Termasuk saat ia membuat klaim yang salah tentang laju kenaikan permukaan air laut.

"Kita semua tahu Trump tidak mengakui sains dan kenyataan perubahan iklim, ia sangat meremehkannya," kata profesor departemen geografi dan ilmu lingkungan Syracuse University Robert Wilson seperti dikutip dari Newsweek, Senin (13/1/2025).

Wilson juga mencatat selama satu pekan terakhir Trump tidak mengakui perubahan iklim berperan memperburuk kebakaran di California. Ia mengatakan hal ini sangat mengecewakan karena menunjukkan ia tidak akan berbuat banyak untuk mengatasi perubahan iklim.

"Dan ia tidak akan menanggapi dengan serius ancaman perubahan iklim yang terjadi saat ini dan yang akan datang, terutama kebakaran hutan," kata Wilson.

Profesor emeritus di departemen yang sama dengan Wilson, Jacob Bendix mengatakan kebijakan energi Trump dapat membuat bumi semakin panas dan kering. Kondisi yang memicu kebakaran hutan.

"Janji Donald Trump untuk meningkatkan eksploitasi bahan bakar fosil akan memperparah masalah kebakaran hutan saat ini," kata Bendix.

Ia mengakui ada banyak faktor yang memicu kebakaran hutan di AS dan Kanada, tapi perubahan iklim yang memicu kondisi kering dan panas akan meningkatkan frekuensinya. Bendix menjelaskan kebakaran dipicu panas dan benda-benda kering.

"Dengan suhu yang lebih panas dan curah hujan yang semakin sendikit, maka semakin mudah kebakaran hutan terjadi dan lebih cepat menyebar," kata Bendix.

Bendix menjelaskan pembakaran bahan bakar fosil menambah gas rumah kaca di atmosfer. Hal ini mengakibatkan perubahan iklim yang menaikan suhu bumi dan meningkatkan frekuensi kekeringan.

"Jadi ada garis lurus antara kebijakan penggunaan bahan bakar fosil dengan meningkatnya kebakaran hutan," katanya.

Profesor ilmu lingkungan Duke University James Clark mengatakan masih belum jelas apa dampak pemerintah Trump yang kedua bagi lingkungan. Tapi presiden dari Partai Republik itu memilih orang-orang yang mempromosikan bahan bakar fosil.

"Ia membuat dirinya dikelilingi orang-orang yang jelas akan mempromosikan bahan bakar fosil, tapi di saat yang sama mungkin akan mengambil pandangan kebijakan energi yang lebih luas," kata Clark.

Trump memilih mantan anggota House of Representative dari New York Lee Zeldin untuk memimpin Badan Perlindungan Lingkungan (EPA), mantan gubernur North Dakota Doug Burgum untuk memimpin Departemen Dalam Negeri dan CEO perusahaan energi Liberty Energy Chris Wright untuk memimpin Departemen Energi AS.

"Saya pikir masih banyak yang tidak diketahui, tapi apa pun itu terus meningkatkan emisi gas rumah kaca ke atmosfer akan berdampak besar pada kebakaran hutan," kata Clark.

Selain kebijakan energi, banyak faktor lain yang berkontribusi pada kebakaran hutan. Dalam kasus kebakaran di Los Angeles, salah satu faktor yang berperan adalah kurangnya penggunaan api terencana atau pembakaran terkendali.

Pembakaran terkendali merupakan praktik yang dilakukan para profesional yang sengaja membakar bahan-bahan yang berpotensi berbahaya, seperti semak-semak, pohon mati, dan material lain yang mudah terbakar. Ketidakadaan praktik ini menciptakan kondisi yang ideal bagi api menyebar dengan cepat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement