Selasa 25 Feb 2025 17:07 WIB

Pemkab Pasaman Incar PAD dari Pengelolaan Sampah

Abu hasil pembakaran bisa dimanfaatkan untuk pupuk dan bahan bangunan.

Red: Satria K Yudha
Proses pengelolaan sampah menggunakan insinerator (ilustrasi).
Foto: Edi Yusuf/Republika
Proses pengelolaan sampah menggunakan insinerator (ilustrasi).

ESGNOW.ID,  LUBUK SIKAPING -- Pemerintah daerah berupaya meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) melalui pengelolaan sampah. Hal ini salah satunya sedang diupayakan Pemerintah Kabupaten Pasaman, Sumatra Barat.

Pemkab Pasaman menyatakan sedang menyiapkan alat pembakar sampah modern (insinerator) untuk mengatasi tumpukan sampah rumah tangga yang ada di daerah itu. Kepala Bidang Kebersihan Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman Perhubungan dan Lingkungan Hidup (PRKP2LH) Kabupaten Pasaman Irwan Rudi di Lubuk Sikaping mengatakan ,hasil olahan sampah ini nantinya diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Baca Juga

"Sangat dibutuhkan satu set alat pembakar sampah modern (insinerator) untuk membakar sampah guna mengatasi tumpukan sampah rumah tangga di Pasaman," katanya, Selasa (25/2/2025).

Menurut dia, nantinya energi panas hasil pembakaran sampah itu bisa dikonversi menghasilkan tenaga listrik. "Bisa menjadi potensi PAD baru Pasaman. Kemudian abu hasil pembakaran bisa dimanfaatkan untuk pupuk dan bahan bangunan," katanya.

Paket alat insinerator itu berkapasitas maksimal tiga ton sampah. "Kapasitas tiga ton dengan harga Rp 1,7 miliar. Kemudian untuk biaya pembangunan tempat sekitar Rp500 juta. Akan sangat membantu mengatasi TPA kita yang sudah penuh," katanya.

Sementara potensi PAD yang dihasilkan dapat mengembalikan biaya pembeliannya. "Semoga ke depan ini menjadi perhatian bersama di Pemkab Pasaman. Agar masalah tumpukan sampah bisa teratasi," katanya.

Saat ini rata-rata total sampah produksi rumah tangga yang diangkut ke TPA Koto Tangah, Lubuk Sikaping sebanyak 60 ton. "Sehingga potensinya sangat jelas. Kalau ini bisa dikelola dengan baik, bisa menaikkan PAD Pasaman," katanya.

Sementara saat ini untuk mengatasi masalah tumpukan sampah rumah tangga masih diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Koto Tangah. "Total anggaran yang disiapkan untuk operasional dari Pemkab Pasaman Rp 1,8 miliar. Saat ini ada sekitar 80 petugas kebersihan yang melakukan pengangkutan sampah produksi masyarakat," katanya.

Petugas di lapangan dibekali kendaraan pengangkutan kontainer sebanyak lima buah, dam truk tiga unit dan becak motor sebanyak 10 unit. "Petugas kebersihan rutin setiap pagi hari melakukan pengangkutan sampah mulai dari Kecamatan Rao, Padang Gelugur, Panti, Bonjol dan pusat ibu kota Lubuk Sikaping menuju pembuangan ke TPA Koto Tangah," katanya.

Kesadaran masyarakat diperlukan agar membuah sampah pada titik-titik kontainer yang disiapkan, agar proses pengangkutan tidak susah dan kualitas lingkungan terus terjaga.

"Kita juga terus melakukan edukasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan kembali berbagai jenis sampah agar bernilai ekonomis maupun untuk penggunaan lain di lingkungan rumah tangga," katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement