ESGNOW.ID, WASHINGTON -- Ilmuwan dan peneliti memperingatkan langkah pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberhentikan ratusan pegawai badan kelautan dan atmosfer (NOAA) dapat membahayakan nyawa rakyat Amerika. NOAA merupakan lembaga yang memberi prakiraan cuaca dan salah satu lembaga penelitian iklim AS.
Sumber dari Kongres mengatakan lebih dari 800 pegawai Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional diberhentikan. Langkah ini bagian dari kebijakan Trump dan miliuner Elon Musk yang kini masuk dalam pemerintahan dalam memangkas pengeluaran anggaran.
"Akan ada orang yang meninggal akibat cuaca ekstrem dan bencana terkait yang seharusnya tidak," kata ilmuwan iklim dan profesor di University of California, Daniel Swain, akhir pekan lalu.
NOAA memayungi sejumlah lembaga seperti Badan Cuaca Nasional, Pusat Badai Nasional, dan dua pusat peringatan tsunami AS. Selain memberikan prakiraan cuaca, lembaga itu juga membantu rakyat AS selama masa bencana.
Para ilmuwan mengatakan pemberhentian ratusan pegawai NOAA dilakukan ketika perubahan iklim semakin meningkatkan intensitas dan frekuensi badai, tornado, banjir dan kebakaran hutan. Menurut pakar, dengan sistem peringatan dini yang lebih cepat, maka pemerintah dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa.
Kecanggihan prakiraan cuaca dinilai sudah menurunkan jumlah korban jiwa dari bencana terkait iklim di seluruh dunia, meski jumlah populasi bertambah dan cuaca semakin ekstrem.
"Entah apakah mereka mengetahuinya atau tidak, setiap warga AS yang bagian dari negara mengandalkan NOAA setiap hari, (pemberhentian massal ini) berbahaya dan dapat menimbulkan bencana pada ekonomi," kata senator dari Partai Demokrat Patty Murray.
Musk yang memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah memangkas 100 ribu dari 2,3 juta pegawai pemerintah federal lewat pemberhentian paksa dan sukarela.
Seperti di lembaga lain yang mengalami pemutusan hubungan kerja, pemotongan staf NOAA difokuskan pada pekerja yang masih menjalani "masa percobaan" dan memiliki lebih sedikit perlindungan hukum.
Berdasarkan unggahan di LinkedIn, salah seorang pegawai NOAA yang diberhentikan, para pakar satelit dan habitat maritim di Washington D.C, analis suaka laut di Maine dan staf sumber daya teknologi-informasi di Virginia dan Rhode Island.
Ratusan ilmuwan yang mengerjakan model dan data cuaca juga diberhentikan. "Sesuai praktik lama kami, kami tidak membahas masalah personalia," kata juru bicara NOAA mengenai pemberhentian massal ini.
Sejauh ini, pemerintah Trump mengikuti inisiatif Project 2025 yang diluncurkan lembaga think-tank konservatif Heritage Foundation. Lembaga itu menyerukan pemangkasan jumlah pegawai NOAA.
Salah satu penulis dokumen itu, Russ Vought kini menjabat sebagai direktur anggaran Gedung Putih. Project 2025 bertujuan mempersiapkan transisi pemerintahan yang efektif bagi pemerintahan Trump, dengan fokus pada pengurangan ukuran dan kekuatan pemerintah federal.