Rabu 12 Mar 2025 15:16 WIB

Efisiensi Trump Berlanjut, Kali Ini Incar Observatorium Gas Rumah Kaca

Observatorium ini dikenal sebagai tempat lahirnya pemantauan karbon dioksida.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Presiden Donald Trump memegang perintah eksekutif setelah menandatanganinya pada acara parade Pelantikan Presiden di Washington, Senin (20/1/2025) waktu setempat.
Foto: AP Photo/Matt Rourke
Presiden Donald Trump memegang perintah eksekutif setelah menandatanganinya pada acara parade Pelantikan Presiden di Washington, Senin (20/1/2025) waktu setempat.

ESGNOW.ID,  HAWAII -- Presiden AS Donald Trump melanjutkan langkah efisiensi anggaran. Beberapa sumber menyatakan Trump kini mempertimbangkan mengakhiri sewa gedung kantor yang mendukung observatorium gas rumah kaca di Hawaii.

Langkah ini dinilai akan membahayakan upaya melacak dampak emisi karbon di seluruh dunia.

Baca Juga

Kantor pendukung itu salah satu dari 20 lebih gedung kantor yang disewa Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) yang akan diakhiri sewanya atas alasan efisiensi anggaran. Ini sesuai dengan usulan Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang dipimpin miliuner Elon Musk.

Situs resmi DOGE mencantumkan gedung kantor NOAA di Hilo, Hawaii. DOGE mengatakan mengakhiri sewa gedung itu akan menghemat 150.692 dolar AS per tahun.

Staf, peneliti, dan sumber lain menjelaskan pentingnya peran kantor itu sebagai pendukung utama Observatorium Mauna Loa yang terletak sekitar 50 kilometer di sebelah barat Hilo.

Observatorium, yang didirikan pada tahun 1956 di sisi utara gunung berapi Mauna Loa, dikenal sebagai tempat lahirnya pemantauan karbon dioksida global dan menyimpan catatan pengukuran CO2 atmosfer terpanjang di dunia.

Belum diketahui bagaimana rencana mengakhiri sewa gedung kantor pendukung ini akan dilakukan dan apakah kantor itu akan ditutup atau dipindahkan. Para pegawai NOAA menolak memberikan komentar secara terbuka. Sementara divisi komunikasi NOAA dan DOGE belum menanggapi permintaan komentar.

"Anda membutuhkan kantor di Hilo (untuk mengukur emisi karbon)," kata ilmuwan iklim Scripps Institution of Oceanography yang melakukan penelitian lapangan di Mauna Loa Ralph Keeling.

Ayahnya, Charles David Keeling, menggunakan pengukuran Observatorium Mauna Loa untuk menemukan Kurva Keeling yang terkenal. Kurva Keeling merupakan grafik yang menunjukkan akumulasi karbon dioksida di atmosfer bumi dari tahun 1958 hingga saat ini, yang menunjukkan kenaikan karbon dioksida di atmosfer selama manusia melakukan pembakaran bahan bakar fosil.

Ralph Keeling mengatakan para staf kantor pendukung di Hilo rutin melakukan perjalanan dari kota ke puncak gunung Mauna Loa dan Mauna Kea. Mereka akan mengumpulkan sampel udara di dalam tabung kaca yang mereka kirimkan ke kantor di Hila dan dikirimkan ke laboratorium NOAA di Boulder, Colorado, di mana para ilmuwan menganalisa konsentrasi gas rumah kaca.

Ilmuwan dan politisi AS mengatakan pemerintah Trump mengincar penelitian iklim. Trump memangkas pendanaan iklim dan memecat ratusan pekerja NOAA, lembaga yang menyediakan data prakiraan cuaca.

Trump menugaskan Musk dan DOGE untuk memangkas pengeluaran dan ukuran birokrasi pemerintah federal yang menurut mereka boros.

"Akan sangat buruk bila kantor di Hilo ditutup, kantor itu tidaknya memberi pengukuran karbon dioksida yang sangat penting untuk melacak perubahan iklim, tapi juga memberi informasi simulasi model iklim," kata ilmuwan atmosfer yang juga anggota Union of Concerned Scientists, Marc Alessi.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement