ESGNOW.ID, BEIJING -- Ketua Dewan Badan Ilmiah Perubahan Iklim PBB (IPCC) Jim Skea mengatakan Cina merupakan kekuatan penting dalam transisi energi. Menurutnya, keterlibatan Cina dalam perundingan iklim internasional sangat penting.
Hal ini ia sampaikan di sidang pleno pertemuan IPCC di Hangzhou, Zhejiang. Skea menekankan kepemimpinan Cina dalam penggunaan energi terbarukan. Ia mencatat kapasitas energi surya dan angin Negeri Tirai Bambu terbesar di dunia. “Tanpa partisipasi Cina, upaya global akan menjadi kurang efektif,” ujar Skea seperti dikutip dari China.org, Selasa (4/3/2025).
Skea menyoroti pentingnya Cina dalam diskusi-diskusi di bawah Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim dan Perjanjian Paris. Hampir lebih dari 200 negara berkumpul di Hangzhou, Cina, untuk membahas laporan asesmen ilmiah perubahan iklim PBB berikutnya.
Langkah Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat (AS) dari Perjanjian Paris dan melarang ilmuwan pemerintah federal AS berpartisipasi di IPCC membayangi pertemuan tersebut.
Pertemuan di Hangzhou juga menekankan pentingnya mengintegrasikan aksi iklim dengan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup. "Gagasan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat tidak bertentangan dengan aksi perubahan iklim. Keduanya sebenarnya berjalan bersamaan," kata Skea.
Ia memuji kemajuan Cina dalam teknologi pemantauan iklim, termasuk sistem peringatan dini dan satelit meteorologi, yang sangat penting untuk melacak kondisi iklim, emisi gas rumah kaca, dan perubahan sosio-ekonomi, terutama di negara-negara berkembang.
Wakil kepala delegasi Cina Xiong Shaoyuan mengatakan Cina akan berkolaborasi dengan negara-negara lain untuk membangun platform peringatan dini dan berbagi pengalaman dalam layanan meteorologi.
Dibentuk pada tahun 1988, IPCC memberikan informasi ilmiah tentang perubahan iklim kepada pemerintah. Saat ini, IPCC akan berfokus pada perubahan iklim di daerah perkotaan dan teknologi penghilangan karbon dioksida, termasuk penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon. Skea mengatakan pertemuan pertama mengenai perubahan iklim perkotaan akan diadakan pada 10-14 Maret di Osaka, Jepang.