Ahad 01 Jun 2025 17:48 WIB

Konsorsium Lintar Sektor Dukung Petani Kecil Indonesia Hadapi Krisis Iklim

Petani di Indonesia tengah menghadapi tekanan akibat dampak perubahan iklim.

Red: A.Syalaby Ichsan
Petani merontokan padi saat panen raya di Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Ahad (27/4/2025). Perum Bulog Wilayah Jawa Barat mencatat realisasi serapan gabah dan beras dari petani hingga Maret 2025 telah mencapai 103 persen atau 128.513 ton dari target yang ditetapkan sebanyak 124.027 ton.
Foto:

Sidi menyampaikan, kolaborasi ini merupakan contoh nyata kerja sama global yang berbasis kepedulian terhadap komunitas akar rumput. Dia meyakini bahwa perubahan iklim yang notabene merupakan tantangan besar hanya bisa diatasi dengan jalur kolaborasi.

“Kami percaya, perubahan iklim adalah tantangan besar yang hanya bisa diatasi bersama. Konsorsium ini menunjukkan bagaimana akademisi, sektor swasta, dan komunitas dapat bersatu, saling belajar, dan saling menguatkan,” ujar Sidi.

Lebih lanjut, Sidi menekankan pentingnya menempatkan petani sebagai aktor utama, bukan objek pembangunan. Menurut Sidi, inisiatif justru datang dari komunitas lokal, bukan dari para begawan yang berada di menara gading.

“Inisiatif ini tidak datang dari atas, tetapi berangkat dari suara, kebutuhan, dan kekuatan komunitas lokal. Mereka bukan hanya sekadar menerima manfaat, tapi mereka juga yang akan memimpin kita ke arah perubahan,” tutur Sidi.

Peluncuran konsorsium ini menunjukkan bahwa Indonesia mengambil langkah penting dalam membangun masa depan pertanian yang lebih tangguh terhadap krisis iklim. Masa depan tersebut tidak lagi menjadi harapan jauh, tetapi sedang dirintis hari ini—dengan ilmu, solidaritas, dan keberpihakan pada rakyat kecil.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement