Kamis 19 Jun 2025 17:10 WIB

RUPTL 2025–2034 Andalkan PLTS, tapi SDM Masih Kurang

Investasi terbesar dalam transisi energi bukan hanya pada teknologinya.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Mahasiswa Politeknik Negeri Kupang bersama petani setempat melakukan perawatan instalasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk mesin pompa air di persawahan Desa Pukdale, Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (29/6/2024). Dua set PLTS yang masing-masing berdaya 1.200 watt peak (WP) tersebut merupakan hasil kerja sama Pertamina dengan Politeknik Negeri Kupang melalui program Desa Energi Berdikari Sobat Bumi dan saat ini menjadi sumber tenaga pompa kebutuhan air irigasi untuk delapan hektar sawah setempat.
Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Mahasiswa Politeknik Negeri Kupang bersama petani setempat melakukan perawatan instalasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk mesin pompa air di persawahan Desa Pukdale, Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (29/6/2024). Dua set PLTS yang masing-masing berdaya 1.200 watt peak (WP) tersebut merupakan hasil kerja sama Pertamina dengan Politeknik Negeri Kupang melalui program Desa Energi Berdikari Sobat Bumi dan saat ini menjadi sumber tenaga pompa kebutuhan air irigasi untuk delapan hektar sawah setempat.

ESGNOW.ID,  JAKARTA — Wakil Ketua Dewan Pakar Bidang Riset & Teknologi Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), Arya Rezavidi, menekankan pentingnya pengembangan sumber daya manusia (SDM) dalam mendukung pemanfaatan energi terbarukan, khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Menurutnya, kesiapan SDM menjadi penentu keberhasilan transisi energi di Indonesia.

Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, PLTS menempati porsi terbesar dari seluruh pembangkit energi terbarukan, yakni sebesar 17,2 gigawatt atau sekitar 40 persen. Arya mengapresiasi langkah pemerintah yang semakin progresif dalam mendorong energi surya sebagai pilar masa depan energi nasional.

Baca Juga

“Meningkatnya pemanfaatan potensi energi surya bukan hanya menjadi sumber energi yang positif untuk mengurangi emisi karbon, tetapi juga membuka peluang bisnis energi hijau yang sangat besar di Indonesia,” ujar Arya saat peluncuran Solar Academy Indonesia, Kamis (19/6/2025).

Meski demikian, ia mengingatkan bahwa perkembangan ini harus dibarengi kesiapan tenaga kerja yang menguasai teknologi instalasi dan pengelolaan PLTS sesuai konteks lokal. Pengembangan SDM, kata dia, tidak boleh terbatas pada teknisi lapangan, tetapi harus meliputi keahlian multidisiplin seperti insinyur, analis regulasi, analis teknis dan keuangan, software engineer, hingga ahli keselamatan kerja.

“Kualitas SDM sangat penting karena proyek PLTS melibatkan investasi besar dan masa pakai instalasi yang panjang, mencapai 20 tahun atau lebih,” ujarnya.

Arya menyebut sejumlah regulasi telah diterbitkan untuk mendukung kualitas tenaga kerja sektor ini. Di antaranya adalah standar kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI) untuk perencanaan (Permenaker No. 1–82 Tahun 2017), pemasangan (No. 166 Tahun 2019), serta ketentuan teknis modul kristal silikon berbasis IEC 6–2015 yang diwajibkan dalam Permenaker No. 2 Tahun 2021.

“Memahami kaidah standar ini sangat penting untuk menjamin kualitas dan keamanan proyek PLTS sehingga penggunaannya optimal,” tegasnya.

Lebih jauh, Arya juga menyinggung pentingnya menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam siklus hidup sistem PLTS. Menurutnya, pengelolaan limbah panel surya yang telah habis masa pakai harus menjadi perhatian agar tidak menimbulkan beban lingkungan baru.

AESI, bersama International Electrotechnical Commission (IEC), berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan SDM berkualitas di sektor energi surya. Arya menutup dengan menegaskan bahwa investasi terbesar dalam transisi energi bukan hanya pada teknologinya, tapi pada manusianya.

“Pengembangan SDM adalah fondasi utama dalam mengakselerasi transisi menuju energi hijau di Indonesia,” kata Arya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement