ESGNOW.ID, JAKARTA -- PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) mencatat penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) Cakupan 1 dan 2 lebih dari 1,5 juta ton karbon dioksida ekuivalen dibandingkan tahun dasar 2019. Angka ini melampaui target perusahaan untuk tahun 2025, yaitu sebesar 1,08 juta ton karbon dioksida ekuivalen atau setara 20 persen dari total emisi tahun dasar 2019.
Penurunan emisi ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang MedcoEnergi. Perusahaan menargetkan nol emisi GRK Cakupan 1 dan 2 pada 2050, serta Cakupan 3 pada 2060.
Dalam pernyataannya, MedcoEnergi menyebutkan telah menjalankan sejumlah inisiatif untuk pemangkasan emisi, seperti efisiensi dan pengurangan emisi yang diterapkan di seluruh wilayah operasi, baik di Indonesia maupun pada aset internasional.
Pada 2024, MedcoEnergi menerapkan 43 inisiatif di berbagai aset, dengan puncak pengurangan emisi GRK tahunan mencapai 181.727 ton karbon dioksida ekuivalen. Kontribusi terbesar berasal dari kegiatan flare avoidance (penghindaran gas suar) di Blok Corridor, yaitu sebesar 53.713 ton karbon dioksida ekuivalen.
"Pengurangan emisi adalah bagian dari upaya meningkatkan efisiensi operasional secara menyeluruh. MedcoEnergi terus menjalankan berbagai inisiatif pengurangan emisi yang dilakukan secara paralel dengan operasi kami di lapangan," ujar Direktur & Chief Operating Officer MedcoEnergi, Ronald Gunawan, dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/8/2025).
Ia menjelaskan, pengurangan emisi juga diperoleh dari optimalisasi proses produksi untuk efisiensi penggunaan bahan bakar gas, serta pengurangan emisi gas metana. Di wilayah offshore, panel surya digunakan untuk mendukung kebutuhan energi di beberapa anjungan di South Natuna Sea Block B dan Blok Sampang.
Penggunaan panel surya juga diterapkan pada operasi aset onshore di Indonesia. Konversi penggunaan genset ke sistem kelistrikan dilakukan di Oman, Fasilitas Grati (Jawa Timur), dan Rawa Gas Plant (Sumatra Selatan). Selain itu, penggunaan biodiesel telah diimplementasikan untuk kapal suplai di Thailand.
"Upaya pengurangan emisi dilakukan dengan mengacu pada standar teknis dan lingkungan yang berlaku. Kegiatan ini akan terus dilanjutkan dan diperluas seiring transformasi perusahaan menuju operasi yang lebih efisien dan rendah karbon," tutup Ronald.