Jumat 11 Jul 2025 13:15 WIB

Saham Perusahaan Panel Surya Cina Melonjak Usai Pemerintah Berjanji Atasi Perang Harga

JA Solar, Daqo, hingga JinkoSolar menikmati reli setelah tekanan harga berakhir.

Rep: Lintar Satria / Red: Friska Yolandha
Petugas melakukan perawatan terhadap panel surya di atap gedung Kantor Pusat Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (9/8/2024).  Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan investasi subsektor Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) mencapai US$ 1,23 miliar pada tahun 2024. Kementerian ESDM menyampaikan realisasi investasi di sektor EBTKE sepanjang semester I 2024 telah mencapai US$565 juta atau setara 45,86% dari target. Sejumlah jenis EBT seperti energi surya, panas bumi, air, hingga bioenergi termasuk biogas dan biomassa menjadi penopang raihan investasi selama semester pertama tahun ini
Foto:

Sejak awal Juli harga polisilikon, bahan utama dalam produksi modul surya, naik lebih tajam. Sementara saham Xinjiang Daqo New Energy dan Tongwei naik masing-masing 29 persen.

Pada Kamis (10/7/2025) kemarin saham Daqo yang terdaftar di Shanghai tutup pada harga 26,48 yuan atau 3,69 dolar AS, tertinggi dalam rentang waktu hampir tujuh bulan. Daqo belum menanggapi permintaan komentar melalui email, sementara Tongwei menolak berkomentar.

“Apakah kenaikan harga saham (perusahaan-perusahaan tenaga) surya kali ini akan berlanjut bergantung pada apakah kebijakan yang efektif akan diterbitkan,” kata direktur pelaksana Citi Pierre Lau dalam catatan, Kamis kemarin.

Ia menambahkan inisiatif untuk memangkas kapasitas berlebih di sektor tenaga surya sebelumnya pernah membuat harga komponen  naik hingga 40 persen dalam dua minggu pada Oktober 2024. Namun kenaikan harga tersebut tidak bertahan lama.

Ada spekulasi Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) Cina mendorong produsen polisilikon untuk tidak menjual produknya di bawah harga pokok. Jika benar, intervensi NDRC ini menunjukkan peran aktif pemerintah dalam menjaga kelangsungan usaha produsen dan kestabilan pasar.

sumber : REUTERS
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement