Jumat 11 Jul 2025 14:00 WIB

Perubahan Iklim Pengaruhi Kualitas Makanan

Kandungan protein dan mineral menurun, risiko penyakit kronis makin meningkat.

Rep: Lintar Satria / Red: Friska Yolandha
Penelitian terbaru mengungkapkan perubahan iklim mempengaruhi nutrisi berbagai tanaman pangan.
Foto: Dok. Freepik
Penelitian terbaru mengungkapkan perubahan iklim mempengaruhi nutrisi berbagai tanaman pangan.

ESGNOW.ID, ANTWERP -- Penelitian terbaru mengungkapkan perubahan iklim mempengaruhi nutrisi berbagai tanaman pangan. Penelitian yang dipaparkan di Konferensi Tahunan Masyarakat Biologi Eksperimental di Antwerp, Belgia, pada 8 Juli 2025 lalu menunjukkan suhu mengubah bentuk pertumbuhan tanaman.

Penelitian ini juga menemukan perubahan iklim menurunkan nilai nutrisi tanaman pangan. Terutama sayuran daun hijau seperti kangkung dan bayam.

Baca Juga

Temuan ini menambah kekhawatiran bagaimana perubahan iklim mempengaruhi kesehatan manusia. Terutama bagi kelompok masyarakat yang sudah kesulitan mendapatkan nutrisi yang memadai.

Para peneliti sudah memperingatkan meski peningkatan karbon dioksida dan suhu mempercepat pertumbuhan tanaman. Namun dua hal itu merusak kualitas nutrisi tanaman, menurunkan kandungan mineral, protein, dan antioksidan yang sangat penting, sehingga tanaman menjadi kurang bergizi.

Kondisi ini berdampak besar pada kesehatan manusia, seperti meningkatnya risiko obesitas, penurunan kekebalan, dan penyakit kronis.

"Perubahan lingkungan ini dapat berdampak pada berbagai fotosintesis dan kecepatan pertumbuhan pada sintesis dan penyimpanan nutrisi di tanaman," kata peneliti utama kajian ini, Jiata Ugwah Ekele seperti dikutip dari Digital Journal, Jumat (11/7/2025).

Ekele menambahkan sangat penting memahami dampak perubahan iklim pada nutrisi tanaman pangan. "Tanaman fondasi dari jaringan makanan kita sebagai produsen utama ekosistem," katanya.

Penelitian ini memberikan pemahaman berharga dan berupaya memperlambat perubahan ini melalui analisa. "Dengan mempelajari interaksi-interaksi ini, kini kami dapat lebih baik lagi memprediksi bagaimana perubahan iklim membentuk lanskap nutrisi di rantai makanan kita dan berupaya memitigasi dampak-dampak itu," tambahnya.

Para peneliti mempelajari indikator fotosintesis, yaitu fluoresensi klorofil dan quantum yield, untuk mengamati bagaimana tanaman melakukan fotosintesis selama masa pertumbuhan. Fluoresensi klorofil adalah sinyal cahaya yang dipancarkan oleh klorofil saat menangkap dan mengubah energi cahaya menjadi energi kimia, sedangkan quantum yield adalah ukuran efisiensi fotosintesis, yaitu seberapa efektif tanaman mengubah cahaya matahari menjadi energi kimia yang dapat digunakan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement