ESGNOW.ID, WELLINGTON — Hujan deras dan angin kencang melanda sebagian wilayah Selandia Baru, ketika sistem angin dingin bergerak ke arah timur. Pemerintah memperingatkan kondisi cuaca dapat memburuk dalam 24 jam ke depan, dengan risiko banjir dan longsor di sejumlah titik rawan.
Biro Meteorologi Selandia Baru (MetService) melaporkan wilayah utara di Pulau Utara dan Selatan diperkirakan menjadi yang paling terdampak. Kecepatan angin pada Jumat (11/7/2025) sore diprediksi mencapai 120 kilometer per jam, disertai badai petir di beberapa area.
Kepala MetService Heather Keats menyampaikan bahwa curah hujan tinggi berpotensi memperparah kondisi tanah yang sudah jenuh air akibat banjir sebelumnya. Risiko meluapnya permukaan sungai meningkat, dan pengendara diminta waspada serta menghindari perjalanan yang tidak mendesak.
“Dalam kondisi seperti ini, risikonya tidak sepadan. Kami telah menutup sejumlah jalan dan kemungkinan akan menutup lebih banyak dalam beberapa jam ke depan akibat pohon tumbang dan genangan banjir,” ujar Dewan Distrik Tasman dalam pernyataan di media sosial.
Wilayah Nelson Tasman menjadi salah satu kawasan yang paling siaga. Otoritas setempat meminta warga untuk segera mengevakuasi diri bila merasa tidak aman.
Bulan lalu, luapan sungai dan limpasan air laut memicu banjir di pesisir Pulau Utara. Sejumlah rumah di wilayah Hawke’s Bay dan Tairawhiti dievakuasi. Otoritas lokal sempat mengaktifkan masa darurat dan mengeluarkan perintah evakuasi.
Dalam laporan sebelumnya, Tairawhiti Civil Defence menyebutkan banjir bertahan selama beberapa hari meski hujan telah reda. Tim darurat terus melakukan patroli untuk menilai kerusakan infrastruktur, memantau ketinggian sungai, serta memeriksa kondisi jembatan.
Hawke’s Bay dan Tairawhiti juga mengalami kerusakan parah pada awal 2023 setelah dihantam Topan Gabrielle. Kawasan ini masih dalam proses pemulihan dari dampak bencana tersebut.