Berdasarkan jenis tanah, karhutla terjadi seluas 695,72 hektar di tanah gambut atau sekitar 96,23 persen dan seluas 55,37 hektar di tanah mineral atau 7,37 persen. Berdasarkan tutupan lahan, karhutla terjadi tutupan hutan seluas 16,45 hektar atau 2,19 persen dan seluas 734,63 hektar di tutupan non hutan atau 97,81 persen.
Berdasarkan fungsi kawasan, 14,22 persen karhutla terjadi di kawasan hutan dan sebanyak 85,78 persen di APL (Areal Penggunaan Lain). “Kondisi iklim dan cuaca di provinsi Riau saat ini meminta perhatian kita bersama," kata Sulaiman seperti dikutip dari pernyataan Kementerian Kehutanan.
Ia menghimbau semua pihak terus meningkatkan kesiagaan dan upaya pencegahan karhutla. "Sinergitas, kolaborasi dan kerjasama yang solid dari seluruh stakeholders Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, TNI, Kepolisian, Swasta dan Masyarakat menjadi kunci dalam upaya pengendalian karhutla di Indonesia," katanya.
Kementerian Kehutanan menegaskan Manggala Agni Kementerian Kehutanan bersama brigade pengendalian kebakaran dari Dinas Kehutanan, BPBDPK Riau, BPBD Rokan Hilir dengan didukung oleh personel TNI, kepolisian, RPK Pertamina Hulu Rokan dan kelompok Masyarakat Peduli Api terus berusaha memadamkan api di lapangan.
Dirjen Penegakan Hukum Kehutanan Januanto menyampaikan jajarannya telah mengerahkan tidak kurang dari 120 personil Manggala Agni pada Balai Dalkarhut Wilayah Sumatera, yakni dari Daops Dumai, dan BKO dari Daops Siak, Daops Rengat, Daops Pekanbaru, bahkan dari luar Riau seperti Daops Bukit Tempurung Jambi, Daops Sarolangun Jambi, dan Daops Musi Banyuasin Sumsel.