Selasa 05 Aug 2025 07:24 WIB

KLH: Program Makan Bergizi Gratis Harus Ramah Lingkungan dan Minim Sampah

Program makan gratis bisa jadi tonggak perubahan budaya konsumsi nasional.

Rep: Lintar Satria / Red: Friska Yolandha
Petugas menyiapkan paket makanan bergizi gratis (MBG) di dapur Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Cipulir, Jakarta, Selasa (14/1/2025). Dapur MBG Seskoal mendistribusikan sebanyak 3.000 sampai 4.000 makanan bergizi ke delapan sekolah dari TK sampai SMA yang berada di wilayah Cipulir.
Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Petugas menyiapkan paket makanan bergizi gratis (MBG) di dapur Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Cipulir, Jakarta, Selasa (14/1/2025). Dapur MBG Seskoal mendistribusikan sebanyak 3.000 sampai 4.000 makanan bergizi ke delapan sekolah dari TK sampai SMA yang berada di wilayah Cipulir.

ESGNOW.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup menegaskan keberhasilan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya diukur dari sisi pemenuhan gizi, tetapi juga dari efektivitas pengelolaan sampah yang dihasilkannya. Kementerian mengatakan efektivitas MBG harus berjalan seiring dengan pengurangan sampah makanan (food waste), penggunaan wadah guna ulang untuk menghindari sampah kemasan sekali pakai, serta edukasi konsumsi berkelanjutan agar makanan tidak bersisa.

Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) Hanif Faisol Nurofiq mengatakan kualitas makanan bergizi yang dikonsumsi masyarakat sangat ditentukan ketersediaan pangan sehat, lingkungan bersih, air layak, dan udara yang bebas pencemar.

Baca Juga

"Program MBG bukan hanya urusan gizi, tetapi juga investasi masa depan bangsa yang harus ramah lingkungan dan berkelanjutan,” kata Hanif saat berkunjung ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jatake di Jatiuwung, Kota Tangerang, Senin (4/8/2025).

Dalam pernyataannya Kementerian Lingkungan Hidup mengatakan makanan yang bergizi serta lingkungan yang baik dan sehat merupakan pondasi penting bagi generasi mendatang. Hanif mendorong agar pendekatan integratif seperti SPPG Jateke dapat direplikasi di berbagai daerah, sebagai bagian dari penguatan sistem pengelolaan sampah terpadu dan perluasan literasi lingkungan.

Ia menegaskan kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, komunitas, dunia usaha, dan lembaga pendidikan menjadi kunci keberhasilan skema ini secara berkelanjutan. Selain ke SPPG Jateke, Hanif juga berkunjung ke SMP Negeri 8 Tangerang dan SMK Yapinktek Tangerang.

Hanif mengatakan membawa bekal sehat, memilah sampah, serta praktik pengolahan sampah organik di sekolah-sekolah itu sudah dilakukan secara aktif oleh siswa dan guru. Menurutnya kebiasan-kebiasaan ini memperkuat karakter peduli lingkungan sejak dini.

Kementerian Lingkungan Hidup mengatakan kunjungan ke Tanggerang bagian dari penguatan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk menyelaraskan program MBG dengan agenda nasional lingkungan hidup. Dalam kesempatan itu Hanif juga berdialog dengan warga, guru, dan siswa untuk menyerap masukan sebagai bahan penguatan kebijakan pengelolaan sampah yang mendukung ketahanan gizi nasional.

“Instruksi pemerintah pusat ini sejalan dengan visi kami membangun Kota Tangerang yang sehat, layak huni, dan berkelanjutan. Pemkot akan terus memfasilitasi dan memastikan sarana, pendampingan, serta dukungan teknis bagi keberlanjutan program ini, agar manfaatnya dapat dirasakan masyarakat secara luas,” kata Walikota Tangerang Sachrudin.

Hanif menekankan pentingnya membangun kesadaran kolektif lintas sektor untuk memastikan keberhasilan program MBG secara menyeluruh. Hanif mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam menciptakan masa depan yang lebih sehat, adil, dan lestari.

“Mari kita kolaborasikan gizi, lingkungan, dan masa depan anak-anak Indonesia. Dengan kesadaran kolektif dan sinergi lintas sektor, kita bisa membangun Indonesia yang sehat, kuat, dan lestari,” kata Hanif.

Kementerian Lingkungan Hidup mengatakan Program Makan Bergizi Gratis merupakan inisiatif nasional yang tidak hanya menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak dan keluarga rentan, tetapi juga mendorong perubahan perilaku menuju pola hidup sehat dan ramah lingkungan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement