Senin 11 Aug 2025 12:17 WIB

Transaksi Bursa Karbon Indonesia Tembus Rp 77,95 Miliar

Peningkatan transaksi bursa karbon sinyal positif pengembangan pasar modal hijau.

Rep: Eva Rianti/ Red: Gita Amanda
Layar menampilkan informasi pergerakan perdagangan karbon internasional pada awal pembukaan di Gedung Bursa Efek Indonesia. Nilai transaksi bursa karbon Indonesia telah mencapai lebih dari Rp 77 miliar.esia (BEI).  (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan
Layar menampilkan informasi pergerakan perdagangan karbon internasional pada awal pembukaan di Gedung Bursa Efek Indonesia. Nilai transaksi bursa karbon Indonesia telah mencapai lebih dari Rp 77 miliar.esia (BEI). (ilustrasi)

ESGNOW.ID,  JAKARTA -- Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyampaikan komitmen OJK untuk memperhatikan dan terlibat dalam isu keberlanjutan pada industri pasar modal. Menurut catatan, nilai transaksi bursa karbon Indonesia telah mencapai lebih dari Rp 77 miliar.

“Isu keberlanjutan masih menjadi prioritas pengembangan pasar modal kita. OJK secara konsisten mengawal penerapan prinsip-prinsip environmental, social, and governance pada semua lini industri jasa keuangan,” kata Mahendra saat menyampaikan sambutan pada Pembukaan Perdagangan Peringatan 48 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (11/8/2025).

Baca Juga

Mahendra optimistis terhadap penguatan transaksi bursa karbon Indonesia, baik dari segi nilai maupun volume transaksi. “Dalam kurun setahun terakhir, nilai transaksi bursa karbon Indonesia terus meningkat, dengan nilai pada 8 Agustus 2025 mencapai Rp 77,95 miliar dan volume transaksi melampaui 1,59 juta ton CO2 equivalent,” ujarnya.

Ia menyebut, ke depan, dengan telah diluncurkannya perdagangan karbon internasional melalui bursa karbon Indonesia, nilai transaksi bursa karbon diharapkan dapat terus meningkat. “OJK juga terus berupaya memperkuat regulasi, meningkatkan kapasitas pelaku pasar, dan mendorong inovasi dalam penerapan ESG (environmental, social, and governance) untuk mewujudkan pasar modal yang lebih inklusif dan berkelanjutan dalam pembangunan nasional,” jelas Mahendra.

 

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement