Senin 11 Aug 2025 20:21 WIB

Generasi Muda Banten Tunjukkan Solusi Hijau di GIC 2025

sebanyak 444 siswa dari 61 sekolah mengikuti rangkaian pelatihan yang digelar PJI

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Selama lima bulan, sebanyak 444 siswa dari 61 sekolah mengikuti rangkaian pelatihan intensif dalam ajang Green Innovation Camp 2025, yang digelar Prestasi Junior Indonesia (PJI) bersama ExxonMobil Indonesia
Foto: dok istimewa
Selama lima bulan, sebanyak 444 siswa dari 61 sekolah mengikuti rangkaian pelatihan intensif dalam ajang Green Innovation Camp 2025, yang digelar Prestasi Junior Indonesia (PJI) bersama ExxonMobil Indonesia

ESGNOW.ID,  JAKARTA — Masa depan bumi berada di tangan generasi muda. Semangat itu tergambar jelas dalam ajang Green Innovation Camp 2025, yang digelar Prestasi Junior Indonesia (PJI) bersama ExxonMobil Indonesia. Program ini menampilkan 10 inovasi terbaik dari pelajar SMA, SMK, dan MA di Banten, yang merancang solusi berbasis sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM) untuk mengatasi persoalan lingkungan di sekitar mereka.

Selama lima bulan, sebanyak 444 siswa dari 61 sekolah mengikuti rangkaian pelatihan intensif. Mereka dibekali metode design thinking, pendampingan profesional, hingga pengembangan prototipe inovasi. Dari 77 proposal yang diajukan, hanya 10 tim terbaik yang lolos ke babak final dan mempresentasikan karya mereka di hadapan dewan juri.

“Pendidikan bermakna adalah yang menghubungkan teori dengan realita. Di sinilah siswa, guru, dan industri berkolaborasi menciptakan solusi nyata,” ujar Chairman of the Executive Board PJI, Pribadi Setiyanto.

Beragam inovasi menarik muncul dari ajang ini, antara lain furnitur premium berbahan limbah tekstil, alat pirolisis listrik untuk mengubah plastik menjadi bahan bakar, hingga otomasi produksi eco-enzyme dari limbah organik.

Menurut Consumer Manager PT ExxonMobil Lubricants Indonesia, Fiksi Sastrakencana, program ini merupakan wujud nyata dukungan terhadap pendidikan di wilayah operasi perusahaan. “Kami berharap pelajar dapat mengembangkan pemikiran kritis dan inovasi di bidang STEM yang berdampak langsung bagi lingkungan,” ujarnya.

Senada, Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten, Dr. Lukman, M.Pd., menilai program ini sebagai contoh nyata kolaborasi pendidikan dan industri. “Green Innovation Camp adalah pendidikan yang adaptif terhadap tantangan masa depan,” katanya.

Di tengah perubahan lanskap pekerjaan global akibat otomasi dan kecerdasan buatan (AI), program ini tidak hanya mengasah keterampilan teknis, tetapi juga menumbuhkan kesadaran lingkungan dan tanggung jawab sosial. Dua kemampuan ini kini masuk dalam 10 keterampilan paling dibutuhkan menurut Future of Jobs Report 2025 dari World Economic Forum.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement