ESGNOW.ID, JAKARTA — Bursa Karbon Indonesia atau IDXCarbon mencatat volume transaksi karbon sebanyak 1.599.516 ton karbon ekuivalen (CO₂e) per 8 Agustus 2025, atau meningkat 247,8 persen dibandingkan 459.953 ton CO₂e pada hari peluncuran, 26 September 2023. Deputi Komisioner Pengawas Emiten, Transaksi Efek, dan Pemeriksaan Khusus Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Aditya Jayaantara menjelaskan, nilai transaksi karbon mencapai Rp 77,96 miliar per 8 Agustus 2025, atau meningkat 166,9 persen dibandingkan Rp 29,21 miliar pada hari peluncuran.
“Hampir dua tahun, tercatat 117 pengguna jasa dalam ekosistem perdagangan dengan volume sebesar 1,6 juta CO₂ ekuivalen. Frekuensi perdagangan 272 kali dan akumulasi nilai perdagangan sebesar Rp 77,9 triliun,” ujar Aditya dalam Konferensi Pers HUT ke-48 Pasar Modal Indonesia di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (11/8/2025).
Tercatat sebanyak 117 Pengguna Jasa Bursa Karbon (PJBK) per 8 Agustus 2025, atau meningkat 631,3 persen dibandingkan 16 PJBK pada hari peluncuran. Frekuensi transaksi karbon tercatat 272 kali per 8 Agustus 2025, atau meningkat 1.136,4 persen dibandingkan 22 kali transaksi pada hari peluncuran. Untuk perdagangan karbon internasional, jumlah unit karbon yang diotorisasi mencapai 1.780.000 ton CO₂e hingga 8 Agustus 2025.
Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyampaikan, pemahaman yang baik menjadi kunci untuk mendorong partisipasi lebih luas dari seluruh pelaku sektor jasa keuangan (SJK) dalam perdagangan karbon.
Dengan demikian, OJK menyusun dan meluncurkan buku Mengenal dan Memahami Perdagangan Karbon bagi Sektor Jasa Keuangan sebagai bentuk komitmen memperkuat ekosistem ekonomi hijau dan pembangunan rendah karbon di Indonesia.
“Peluncuran buku pada hari ini merupakan salah satu bagian dari upaya memperluas pemahaman dalam peningkatan kapasitas pelaku sektor jasa keuangan terhadap perdagangan karbon di Indonesia,” ujar Mahendra.
Buku tersebut memuat kerangka kebijakan, regulasi, dan kelembagaan perdagangan karbon, mekanisme perdagangan karbon, potensi tantangan risiko, serta peran strategis sektor jasa keuangan.