ESGNOW.ID, PEKANBARU -- Kementerian Kehutanan resmi memulai Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) tahap ketiga di Provinsi Riau. OMC gabungan Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kehutanan bersama BMKG, BNPB, BPBD Riau, dan TNI AU merupakan bagian dari upaya memperkuat penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama perpanjangan masa tanggap darurat yang ditetapkan Pemerintah Provinsi Riau.
OMC akan berlangsung selama 10 hari dengan dukungan pendanaan dari Kementerian Kehutanan. Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni sebelumnya menginstruksikan agar upaya pencegahan karhutla dilakukan cepat, kolaboratif, dan terukur.
Provinsi Riau menetapkan status tanggap darurat karhutla sejak 22 Juli hingga 4 Agustus 2025, kemudian diperpanjang dua pekan. Penanggulangan dilakukan melalui pemadaman darat oleh Manggala Agni bersama Satgas Pengendalian Karhutla, serta operasi udara seperti patroli, water bombing, dan OMC.
Direktur Jenderal Penegakan Hukum Kehutanan, Dwi Januanto Nugroho, mengatakan OMC adalah wujud komitmen pemerintah mengantisipasi karhutla. “Kegiatan ini terlaksana berkat kerja sama Kementerian Kehutanan dan BMKG, serta dukungan BNPB, BPBD, dan TNI AU,” ujar Dwi dalam pernyataannya, Senin (11/8/2025).
Data Kementerian Kehutanan menunjukkan, sepanjang Juli 2025 terjadi 142 kejadian karhutla di Riau dengan luas sekitar 1.768 hektare. Hingga 9 Agustus, tercatat tambahan 93 kejadian seluas 1.150 hektare. Manggala Agni masih melakukan pemadaman dan pendinginan di Indragiri Hilir dan Rokan Hilir.
OMC tahap pertama berlangsung pada 2–12 Mei 2025 dan tahap kedua pada 21 Juli–9 Agustus 2025 dengan dukungan BNPB. Selama tahap kedua, curah hujan tercatat lima hari di Rokan Hilir dan delapan hari di Rokan Hulu.
Menurut Dwi, OMC yang dijalankan sejak 2015 telah menurunkan luas karhutla hingga 77 persen pada 2024 dibandingkan 2019. OMC berperan penting dalam membasahi lahan gambut yang kering agar tinggi muka air tanah tetap terjaga dan kawasan hidrologis gambut tetap basah.
Ia juga menegaskan, keberhasilan pengendalian karhutla hanya bisa dicapai melalui kolaborasi lintas sektor, sinergitas koordinasi, kepemimpinan yang kuat, dan partisipasi aktif masyarakat.
“Kementerian Kehutanan tetap berkomitmen tinggi dalam pengendalian karhutla, baik melalui pemadaman darat maupun penanganan udara, dengan semangat kolaborasi dan sinergitas yang kuat. Dengan segala ikhtiar dan doa kita bersama, semoga bencana karhutla di Riau segera terkendali,” ujarnya.