ESGNOW.ID, JAKARTA -- PT PLN Indonesia Power fokus mengembangkan pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) melalui panas bumi atau geotermal. PLN menargetkan bisa melakukan transisi energi tersebut dalam lima tahun mendatang.
“Targetnya mungkin dalam 5 tahun ke depan. Karena memang kompetensi awal kami bukan dari panas bumi, jadi perlu waktu untuk melakukan kajian,” kata Vice President NRE O&M Planning and Control PT PLN Indonesia Power, Wasis Jati Waskitho, dalam sesi talkshow di Festival LIKE yang digelar di kawasan GBK, Jakarta, Ahad (17/9/2023).
Wasis mengatakan, panas bumi merupakan salah satu energi yang belum banyak dimanfaatkan. Mengacu pada data Badan Geologi (2017), sumber daya panas bumi yang dimiliki Indonesia sebesar 28,5 gigawatt. Namun hingga 2019, pemanfaatannya baru mencapai 2.133 megawatt atau 7,5 persen dari total sumber daya yang ada.
Menurut Wasis, sejauh ini PLN telah melakukan kajian-kajian dan pengembangan yang didukung berbagai pihak. “PLN tentunya menggandeng pihak-pihak lain yang berkompeten untuk mengembangkan sumber-sumber panas bumi, dan kemudian mengelola pembangkitannya. Karena nanti, mulai dari hulu ke hilir akan dikelola oleh PLN,” kata Wasis.
Wasis menjelaskan, ada sembilan lokasi pembangunan PLTP atau pembangkit listrik tenaga panas bumi. Sembilan lokasi yang di maksud adalah Tulehu di Maluku tengah, Atadei di Nusa Tenggara Timur, Songa Wayaua di Halmahera Selatan, Tangkuban Perahu di Jawa Barat, Ungaran di Jawa Tengah, Kepahiang di Bengkulu, Oka Ile Ange di NTT, Gunung Sirung di NTT, Danau Ranau di Sumatra Selatan dan Lampung Barat.
“Dan saat ini kami sudah melakukan kerja sama dan kajian. Tapi, tahap-tahapnya beda, ya, ada yang masih tahap studi, ada yang sudah pembangan,” kata dia.
Untuk diketahui, energi panas bumi atau geotermal dihasilkan dan disimpan di dalam inti bumi. Jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil, panas bumi merupakan sumber energi bersih dan hanya melepaskan sedikit gas rumah kaca.
Sekitar 40 persen cadangan energi panas bumi dunia terletak di Indonesia. Cadangan energi panas bumi yang terbesar terletak di wilayah barat Indonesia di mana ada permintaan energi yang paling tinggi, yakni Sumatra, Jawa, dan Bali.