Kamis 18 Jan 2024 14:11 WIB

Dukung ESG, Reduksi Emisi Karbon Pertamina Mampu Lampaui Target

Hingga Desember upaya Dekarbonisasi Pertamina tembus 1,13 juta ton C02e

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
PT Pertamina (Persero) mencatat hingga Desember 2023 berhasil melakukan dekarbonisasi sebesar 1,13 juta ton C02e dari target 910 ribu ton C02e
Foto: dok Pertamina
PT Pertamina (Persero) mencatat hingga Desember 2023 berhasil melakukan dekarbonisasi sebesar 1,13 juta ton C02e dari target 910 ribu ton C02e

ESGNOW.ID,  JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) mencatat hingga Desember 2023 berhasil melakukan dekarbonisasi sebesar 1,13 juta ton C02e dari target 910 ribu ton C02e, sehingga realisasi reduksi emisi scope 1 & 2 Pertamina mencapai 124 persen dari target yang ditetapkan pada tahun 2023.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan kinerja ESG (Environmental, Social, Governance) Pertamina melalui inovasi dekarbonisasi merupakan dukungan Pertamina terhadap target pemerintah mencapai netral karbon pada 2060.

“Dalam mendukung kinerja ESG, Pertamina menjalankan dua pilar yaitu dekarbonisasi emisi dari aktivitas bisnis dan membangun bisnis hijau yang menghasilkan energi bersih dan ramah lingkungan,” kata Fadjar di Jakarta, Kamis (18/1/2024).

Capaian ESG 2023 Pertamina juga ditandai dengan kenaikan peringkat ESG Pertamina, mendudukkan Pertamina pada posisi pertama pada subsektor minyak dan gas terintegrasi dari 61 perusahaan dunia, berdasarkan peringkat dari lembaga ESG Rating Sustainalytics.

Skor ESG Pertamina pada akhir 2023 naik menjadi 20,7 (Medium Risk) dari sebelumnya 22,1. Skor Sustainalytics yang lebih rendah ini mencerminkan tingkat risiko yang lebih baik.

Fadjar menyebutkan, inovasi penting yang dijalankan Pertamina dalam dekarbonisasi adalah implementasi teknologi Carbon Capture Storage (CCS)/Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) dengan melakukan injeksi perdana C02 di Lapangan Pertamina EP Jatibarang Field, Indramayu, Jawa Barat serta Lapangan Sukowati Bojonegoro, Jawa Timur.

Potensi dekarbonisasi, kata Fadjar, juga tersebar di beberapa lapangan migas lainnya, yang saat ini tengah dalam tahap studi. “Indonesia memiliki potensi besar dalam CCS/CCUS dan bisa menjadi arah bisnis Pertamina di masa depan,” imbuh Fadjar.

Upaya dekarbonisasi Pertamina juga tidak berhenti pada scope 1 & 2 saja, namun juga termasuk upaya reduksi emisi pada scope 3 perusahaan yang dijalankan melalui penyaluran B35 di 119 lokasi TBBM di seluruh Indonesia.

Pertamina mendukung program pemerintah terkait implementasi biodiesel B35 pelaksanaan tahun 2023 mengacu pada Kepmen ESDM No. 1.K/EK.01/MEM.E/202 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 295.K/EK/01/MEM/E/2022 tentang penahapan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel Sebagai Campuran Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar Dalam Kerangka Pembiayaan Oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.

Dalam mempercepat transisi energi, menurut Fadjar, Pertamina juga telah mengoperasikan infrastruktur hilir kendaraan listrik berupa stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) atau battery swapping station (BSS) yang terletak di 25 lokasi di Jabodetabek.

Pertamina juga berinisiatif mengenalkan pemanfaatan energi transisi kepada masyarakat melalui inovasi energi bersih berbasis desa pada Program Desa Energi Berdikari (DEB).

Hingga akhir 2023, Pertamina telah mengembangkan sebanyak 85 DEB di seluruh Indonesia hingga akhir Desember 2023, di mana pada DEB ini masyarakat desa dapat menggunakan energi bersih sebagai sumber penggerak aktivitas desanya, sehingga program DEB dapat meningkatkan efisiensi energi, menggerakkan perekonomian desa, bahkan mengurangi emisi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement