Pada saat yang sama, meluasnya penggunaan tenaga surya, tenaga angin, tenaga nuklir, pompa uap, dan kendaraan listrik ikut mencegah peningkatan penggunaan energi berbahan fosil. Alhasil, emisi dari energi perlahan-lahan berkurang, menurut IEA.
"Antara 2019 hingga 2023, total emisi dari energi meningkat sekitar 900 Mt. Tanpa penerapan lima teknologi energi bersih utama sejak 2019… pertumbuhan emisi mungkin akan naik tiga kali lipat," tulis laporan IEA.
Negara-negara dengan ekonomi terbesar mencatat penurunan drastis emisi CO2 tahun lalu hingga mencapai angka terendah dalam 50 tahun. Itu tercapai bahkan ketika produk domestik bruto (PDB) mereka meningkat.
Negara-negara tersebut plus China juga menyumbang 90 persen jumlah pembangkit listrik tenaga surya dan angin. Mereka juga mencatat 95 persen penjualan kendaraan listrik pada 2023 secara global, menurut IEA.