ESGNOW.ID, BEIJING -- Cina dilanda dua cuaca ekstrem secara bersamaan, yaitu hujan badai dan gelombang panas. Hujan deras yang mengkibatkan banjir memaksa puluhan ribu orang di selatan negara Cina mengungsi. Sementara gelombang panas berkelanjutan membuat para petani di utara khawatir akan terjadinya kekeringan.
Setidaknya satu orang meninggal dunia akibat musibah banjir. Stasiun televisi CCTV melaporkan jenazah seorang siswa yang tenggelam di sungai di Kota Guilin ditemukan dua hari kemudian pada Sabtu (15/6/2024). Hujan deras memicu banjir yang menenggelamkan rumah-rumah di daerah Guangxi.
Media pemerintah Cina melaporkan longsor dan banjir juga melanda Provinsi Fujian dan 36 ribu orang mengungsi. Sebuah truk terjebak longsor di Kabupaten Songxi. Video yang diunggah pemerintah Quanzhou di internet menunjukkan mobil-mobil terendam lumpur di kota itu.
Pemerintah Cina berulang kali mengeluarkan seruan untuk meningkatkan kesiagaan dan kewaspadaan bencana dalam mengantisipasi bencana alam akibat cuaca ekstrem yang disebabkan perubahan iklim. Hujan deras dan badai es menewaskan tujuh orang di Provinsi Jiangxi pada awal tahun ini.
Sebagian besar wilayah utara Cina, termasuk ibu kota Beijing, dilanda suhu panas sepanjang pekan ini. Badan Meteorologi Nasional (NMC) Cina mengeluarkan peringatan suhu panas, meramalkan suhu akan mencapai 38 derajat Celsius pada Senin (17/6/2024) di sebagian wilayah Beijing dan daerah sekitarnya serta di Xinjiang dan Mongolia di barat.
Taiwan yang memiliki pemerintah sendiri tapi diklaim bagian dari Cina juga melaporkan suhu panas. Pada Ahad (16/6/2024), kantor berita Taiwan, Central News Agency (CNA) melaporkan suhu udara di Kabupaten Taitung mencapai 36,6 derajat Celsius.
Rendahnya curah hujan di utara Cina juga menimbulkan kekhawatiran produksi pertanian pada tahun ini. Saat menggelar inspeksi ke Provinsi Hebei yang berbatasan dengan Beijing pada Sabtu lalu, Wakil Perdana Menteri Cina Liu Guozhong menyerukan pencegahan kekeringan.
Kantor berita Cina, Xinhua, melaporkan, Liu mengatakan sumber daya air harus dialokasikan dengan ilmiah dan konservasi air untuk pertanian harus diperkuat. Ia juga menyerukan bantuan pada petani untuk menanam tanaman tahan kekeringan untuk memperkuat fondasi penanaman gandum pada musim gugur.