Guterres menggarisbawahi ketidakadilan dampak perubahan iklim dengan menjelaskan orang kaya menyebabkan masalah, orang miskin membayar harga tertinggi. Oxfam menemukan miliarder terkaya mengeluarkan lebih banyak karbon dalam satu setengah jam daripada rata-rata orang dalam seumur hidup.
“Jika emisi tidak menurun drastis dan upaya adaptasi tidak meningkat tajam, setiap ekonomi akan menghadapi tantangan yang jauh lebih besar,” ia memperingatkan.
Namun, dia menunjuk kemajuan terkini sebagai tanda harapan, dengan mencatat investasi dalam energi terbarukan dan jaringan listrik melampaui investasi bahan bakar fosil untuk pertama kalinya tahun lalu.
"Hampir di mana-mana, tenaga surya dan angin merupakan sumber listrik baru yang termurah. Jadi, menggandakan bahan bakar fosil adalah hal yang tidak masuk akal," kata Guterres.
Sekretaris jenderal itu menekankan perlunya mengurangi emisi global sebesar sembilan persen setiap tahun dan mencapai penurunan 43 persen dari level 2019 pada 2030.
Dia juga menekankan tanggung jawab G20 untuk memimpin dalam memerangi krisis iklim, sembari menegaskan komitmen PBB untuk memberikan dukungan yang diperlukan.