Senin 28 Apr 2025 13:42 WIB

Mangrove Indonesia Garda Terdepan Mitigasi Perubahan Iklim

Ekosistem mangrove Indonesia terluas di dunia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Sejumlah peserta menanam bibit pohon mangrove di Desa Ampekale, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Minggu (20/4/2025). Aksi yang digelar oleh Dara Daeng Kabupaten Maros dan GenPI Sulsel Kabupaten Maros tersebut menanam sekitar 1.500 bibit pohon mangrove dalam rangka memperingati Hari Bumi 2025 dengan menggandeng sejumlah organisasi dan komunitas pemerhati lingkungan.
Foto: ANTARA FOTO/Hasrul Said
Sejumlah peserta menanam bibit pohon mangrove di Desa Ampekale, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Minggu (20/4/2025). Aksi yang digelar oleh Dara Daeng Kabupaten Maros dan GenPI Sulsel Kabupaten Maros tersebut menanam sekitar 1.500 bibit pohon mangrove dalam rangka memperingati Hari Bumi 2025 dengan menggandeng sejumlah organisasi dan komunitas pemerhati lingkungan.

ESGNOW.ID,  JAKARTA — Peringatan Hari Bumi 2025 menjadi momentum untuk meningkatkan peran strategis Indonesia dalam pengendalian iklim global. Sebagai pemilik ekosistem mangrove terluas di dunia, yang mencakup 23 persen atau sekitar 3,44 juta hektare dari total luasan global, Indonesia memiliki "harta karun" alam yang mampu menyerap karbon hingga empat kali lebih besar dibandingkan hutan daratan biasa.

Penegasan komitmen ini diwujudkan melalui kegiatan penanaman dan susur mangrove yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Perlindungan Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) di Taman Hutan Raya Ngurah Rai, Bali, akhir pekan lalu.

Baca Juga

Ekosistem mangrove Indonesia bukan sekadar penjaga garis pantai dan keanekaragaman hayati, tetapi juga garda terdepan dalam mitigasi perubahan iklim. Kemampuannya yang luar biasa dalam menyerap dan menyimpan karbon menjadikannya aset vital bagi upaya global dalam menstabilkan iklim.

Selain itu, mangrove turut berkontribusi pada penguatan ketahanan pesisir dari dampak perubahan iklim, menyediakan sumber penghidupan bagi masyarakat lokal, menjaga kualitas air, serta mengembangkan potensi ekowisata.

“Dengan menjaga mangrove, kita menjaga udara, air, dan laut Indonesia,” kata Direktur Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut KLH/BPLH, Edy Nugroho.

Sebagai langkah strategis, KLH/BPLH telah meluncurkan Peta Mangrove Nasional Tahun 2024. Peta berbasis data ini menyediakan informasi detail mengenai lokasi, luas, dan kondisi mangrove di seluruh Indonesia.

Edy Nugroho menjelaskan bahwa peta ini akan menjadi fondasi penting dalam mengevaluasi efektivitas kebijakan perlindungan mangrove yang ada dan merancang program yang lebih tepat sasaran dan berbasis bukti ilmiah.

Lebih lanjut, KLH/BPLH menekankan pentingnya penguatan kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan mangrove yang berkelanjutan. Pembentukan Desa Mandiri Peduli Mangrove (DMPM) dan Kelompok Kerja Mangrove Daerah (KKMD) didorong untuk menciptakan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, daerah, dan komunitas lokal.

“Kita ingin membangun model perlindungan mangrove yang tidak hanya efektif secara ekologis, tetapi juga melibatkan dan memberdayakan masyarakat sebagai ujung tombak penjagaan ekosistem ini,” tambah Edy Nugroho.

Kegiatan penanaman dan susur mangrove dalam rangka Hari Bumi 2025 ini menjadi simbol komitmen Indonesia untuk terus berperan aktif dalam mengatasi krisis iklim global. Upaya ini diharapkan dapat menginspirasi kolaborasi lintas sektor dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya ekosistem mangrove bagi masa depan bumi yang lebih lestari.

“Mari kita mulai dari langkah sederhana, seperti menanam pohon dan menjaga ekosistem mangrove. Ini adalah kolaborasi antara kekuatan rakyat, kekuatan institusi, dan kekuatan alam untuk mewujudkan masa depan yang lebih bersih dan lestari,” katanya.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement