
Dia mengingatkan perubahan besar itu dimulai dari pendidikan dan kebiasaan baik yang diturunkan dari keluarga, dimulai dengan langkah-langkah kecil seperti mengurangi botol plastik sekali pakai dan menggunakan transportasi umum.
Dalam diskusi yang sama, Ketua Tim Kerja Pembelajaran, Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Nur Rofika Ayu Shinta menjelaskan dampak perubahan iklim menjadi salah satu kenyataan di generasi saat ini.
Kurikulum, jelas Shinta, kemudian menjadi salah satu media yang digunakan pemerintah untuk mempersiapkan generasi berketahanan menghadapi dampak krisis iklim. Integrasi pendidikan lingkungan ke kurikulum nasional kemudian mulai dilakukan sejak 2024.
Bekerja sama dengan UNESCO, pemerintah tidak hanya menyasar kepada siswa tapi dimulai dari peningkatan kapasitas sekolah dan guru terkait pendidikan lingkungan dan perubahan iklim, disertai dengan pelibatan masyarakat.