"Melalui kurikulum kita harapannya bisa memampukan siswa untuk mengambil aksinya sendiri dan berkontribusi untuk menurunkan emisi. Jadi kita tidak menuntut untuk sesuatu yang besar tapi memulai dari hal-hal yang kecil yang bisa siswa lakukan di aktivitas sehari-hari," jelasnya.
Tidak hanya itu, jelasnya, di dalam pendidikan perubahan iklim di dalam kurikulum juga mendukung generasi mendatang untuk menangkap kesempatan dalam sektor ekonomi hijau serta menjadi fondasi pengembangan keterampilan di bidang tersebut.
Dengan prinsip Relevan, Afektif, Merujuk Pengetahuan, Aksi Nyata dan Holistik (RAMAH), Kemendikdasmen kemudian memulai dengan memberikan pemahaman global kepada satuan pendidikan mengingat belum semua tenaga pendidik memahami betul terkait isu tersebut, dilanjutkan menghubungkannya dengan konteks lokal di wilayah masing-masing.
Menggunakan data terbaru, maka kemudian diharapkan dapat mendorong aksi nyata dan memastikan dapat dipelajari dalam berbagai mata pelajaran serta menjadi bagian dari ekstrakurikuler dan budaya sekolah.