Senin 02 Jun 2025 02:13 WIB

Universitas dari Belgia dan NGO Indonesia Berkolaborasi Perkuat Ketahanan Iklim

Universitas Ghent akan menyediakan akses untuk laboratorium canggih berbasis data.

Red: A.Syalaby Ichsan
Warga mengendarai sepeda motor saat melintasi areal Waduk Bendo di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Jumat (20/9/2024). Sejak sebulan terakhir, waduk yang memiliki kapasitas volume sekitar 43 juta meter kubik air itu mengering akibat musim kemarau.
Foto:

Mereka juga akan menyelenggarakan forum tahunan kebijakan lingkungan yang mempertemukan pembuat kebijakan, akademisi, dan aktivis lingkungan dari dalam dan luar negeri untuk berbagi praktik baik dan solusi inovatif.

Kolaborasi ini lebih dari sekadar kerja sama teknis. Kedua belah pihak, dalam kolaborasi ini, juga menjunjung tinggi prinsip-prinsip hak asasi manusia sebagaimana tercantum dalam instrumen inti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Alhasil, pembangunan tidak hanya difokuskan pada aspek ekonomi, melainkan juga martabat dan kesejahteraan masyarakat, terutama kelompok rentan. Penekanan pada kesetaraan gender, inklusi sosial, dan perlindungan terhadap komunitas adat menjadi dasar penting dalam setiap tahapan kegiatan.

Sidi menambahkan, kerja sama ini diharapkan menjadi model bagi kemitraan global yang tidak bersifat top-down. Sebaliknya, dia menekankan pentingnya mendengar suara komunitas lokal dan menjadikan mereka sebagai pelaku utama dalam transformasi lingkungan.

“Masa depan Indonesia yang hijau, adil, dan berkelanjutan kini bukan lagi sekadar wacana—melainkan sedang dibangun bersama, mulai hari ini,” ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement