Selasa 10 Jun 2025 16:00 WIB

Bank Pembangunan Siapkan Dana Jumbo untuk Atasi Sampah Laut

Jumlah sampah plastik yang mencemari laut berpotensi melonjak tiga kali lipat.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Foto udara petugas kebersihan mengambil sampah yang mengapung di Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (1/5/2025). Pemkot Kendari melaksanakan kegiatan wisata pungut sampah di daerah pesisir menggunakan perahu nelayan guna membentuk kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan khususnya di laut.
Foto: ANTARA FOTO/Andry Denisah
Foto udara petugas kebersihan mengambil sampah yang mengapung di Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (1/5/2025). Pemkot Kendari melaksanakan kegiatan wisata pungut sampah di daerah pesisir menggunakan perahu nelayan guna membentuk kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan khususnya di laut.

ESGNOW.ID,  LONDON – Sejumlah bank pembangunan internasional siap menggelontorkan dana hingga 3 miliar euro atau sekitar 3,4 miliar dolar AS untuk mengatasi polusi plastik di laut sebelum akhir dekade ini. Langkah ini menandai perluasan pendanaan dalam menghadapi salah satu krisis lingkungan paling mendesak di dunia.

Berdasarkan proyeksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), jumlah sampah plastik yang mencemari laut berpotensi melonjak tiga kali lipat dari 11 juta metrik ton pada 2021 menjadi 37 juta metrik ton per tahun pada 2040. Mikroplastik menjadi perhatian utama, karena sudah ditemukan mencemari tanah, udara, hewan, tanaman, hingga tubuh manusia.

Baca Juga

Pendanaan baru ini menjadi bagian dari peluncuran tahap kedua program Clean Oceans Initiative, yang diumumkan bersamaan dengan Konferensi Kelautan PBB di Nice, Prancis. Program ini melibatkan kolaborasi bank pembangunan dari Prancis, Jerman, Spanyol, Italia, serta Bank Eropa untuk Pembangunan dan Rekonstruksi.

Selama fase pertama sejak 2018 hingga Mei 2025, inisiatif ini telah mengucurkan lebih dari 4 miliar euro atau melampaui target awal.

Investasi tersebut difokuskan pada proyek-proyek pengelolaan limbah padat, air limbah, dan pengendalian air hujan di negara-negara berkembang, termasuk peningkatan pengelolaan air limbah di Sri Lanka, pengelolaan sampah di Togo, dan proyek perlindungan banjir di Benin.

Pada fase berikutnya, fokus diperluas hingga ke hulu rantai limbah. Ini mencakup pengembangan kemasan ramah lingkungan, peningkatan daur ulang, dan pengurangan penggunaan plastik baru (virgin plastic).

Selain investasi langsung, European Investment Bank (EIB) juga akan memberikan pendanaan berisiko rendah untuk teknologi baru dan proyek inovatif di sektor ini.

Program ini menargetkan wilayah-wilayah dengan kontribusi tinggi terhadap sampah laut, terutama Asia dan Amerika Latin. Asian Development Bank telah bergabung dalam tahap kedua program, membawa dukungan jaringan lokal yang lebih luas.

EIB juga tengah menjalin pembicaraan dengan Bank Dunia dan Inter-American Development Bank untuk memperluas kerja sama.

Isu polusi plastik akan kembali menjadi sorotan global pada Agustus mendatang dalam pertemuan lanjutan di Swiss. Forum ini menjadi krusial setelah kegagalan mencapai kesepakatan global dalam pertemuan sebelumnya di Busan, Korea Selatan, pada Desember tahun lalu.

 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement