Dalam sesi yang sama, anggota Planetary Guardians lainnya, Naoko Ishii, turut menyampaikan pandangannya. Naoko, warga Jepang yang pernah menjabat di Kementerian Keuangan Jepang, Dana Moneter Internasional (IMF), dan Bank Dunia, menyoroti pentingnya mengubah paradigma ekonomi agar lebih menghargai alam.
“Saat saya bekerja di Global Environment Facility, para ilmuwan memberi tahu kami dunia tengah berada dalam krisis serius, tabrakan antara sistem alam dan sistem ekonomi manusia,” kata Naoko.
Ia menyebut perlunya “mereset” hubungan antara manusia dan alam agar umat manusia dapat terus bertahan dan hidup sejahtera di masa depan. Naoko menyoroti posisi strategis Indonesia sebagai negara dengan kekayaan alam luar biasa.
“Indonesia adalah kekuatan super alam. Sepuluh persen hutan tropis dunia ada di sini. Jika Indonesia bisa menemukan cara untuk menyeimbangkan hubungan antara manusia dan alam, dunia bisa banyak belajar darinya,” ucapnya.
Ia juga menekankan pentingnya menjadikan alam sebagai modal ekonomi yang nyata. “Saat ini, sistem ekonomi kita belum sepenuhnya menghargai nilai modal alam. Bila kita bisa menilainya sebagai aset yang layak investasi, paradigma global bisa berubah,” ujarnya.
Menurut Naoko, Indonesia sudah memiliki sejumlah instrumen menarik seperti pendekatan terhadap terumbu karang sebagai bentuk investasi alam. Ia berharap kerja sama antara komunitas lokal, pemerintah, dan dunia internasional dapat mengangkat nilai alam sebagai aset masa depan, bukan hanya bagi Indonesia, tetapi bagi seluruh dunia. “Saya sangat antusias bisa terlibat dalam upaya ini,” katanya.
View this post on Instagram