Mengapa plastik sangat sulit didaur ulang? Dengan ribuan jenis plastik yang digunakan dalam produk sehari-hari, plastik memerlukan biaya yang mahal untuk dikumpulkan dan disortir. Plastik juga akan terurai setelah hanya satu atau dua kali pemakaian, dan menjadi lebih beracun setiap kali digunakan kembali.
Meskipun mengetahui hal ini, perusahaan minyak dan plastik terus maju dengan kampanye yang mempromosikan daur ulang. Sebagai contoh, perusahaan kerap melabeli produk tertentu dengan symbol ‘recycling’ untuk menunjukkan bahwa kemasan dapat didaur ulang. Hal ini secara massif diperkenalkan ke masyarakat, meskipun VI telah mencatat bahwa sistem ini tidak mungkin berhasil.
Tahun berikutnya, catatan internal dari seorang staf APC mengakui ketidakmungkinan plastik daur ulang bersaing dengan bahan baru.
"Pasokan bahan baku murni akan meningkat tajam dalam waktu dekat dan menendang harga PCR atau bahan daur ulang pasca-konsumen," tulis mereka.
Penipuan publik ini dapat menjadi pelanggaran hukum yang dirancang untuk melindungi konsumen dan masyarakat dari kesalahan perusahaan dan polusi, menurut penulis laporan tersebut.
"Jaksa agung dan pejabat lainnya harus mempertimbangkan dengan cermat bukti bahwa perusahaan-perusahaan ini menipu publik dan mengambil tindakan yang tepat untuk meminta pertanggungjawaban mereka," kata Alyssa Johl, wakil presiden penasihat hukum dan umum CCI.
Kasus ini menambah daftar pengaduan yang terus bertambah terhadap produsen plastik, termasuk investigasi California pada tahun 2022 terhadap peran ExxonMobil dalam krisis polusi plastik, dan New York yang menuntut Pepsi Co pada tahun 2023 atas polusi plastik.
Cara terbaik untuk mengurangi polusi plastik adalah dengan menghindari plastik sekali pakai sepenuhnya. Namun, masih lebih baik mendaur ulang plastik di rumah daripada membuangnya.
Sekitar 9 persen dari sampah plastik tahunan di dunia berhasil didaur ulang, dan dengan banyaknya perusahaan yang berkomitmen untuk menggunakan plastik daur ulang dalam produk mereka, maka hal ini bisa menjadi solusi.