ESGNOW.ID, JAKARTA -- Investasi berdampak atau dikenal dengan impact investment menjadi fokus banyak investor saat ini. Komisaris Independen PT Danareksa (Persero) dan Komisaris PT Trimegah Asset Management Ariani Vidya Sofjan mengatakan, investasi berdampak sudah lama diterapkan di Eropa dan negara-negara maju.
"Untuk impact investment mungkin kesadaran dari investor. Karena ingin yang lebih jangka panjang," katanya dalam peluncuran "Investasi Berbasis ESG Menuju Indonesia Emas 2045" Yayasan Kehati, Kamis (18/7/2024).
Rani yang juga juri ESG Award Yayasan Kehati pada 30 Juli mendatang mengatakan, dengan kemajuan ekonomi global yang sangat pesat, maka kerusakan lingkungan juga besar. Karena itu Amerika Serikat (AS), Eropa dan negara-negara maju sudah lama menerapkan investasi berdampak.
Rani menambahkan investor juga meminta pengelola investasi untuk mengalokasikan dana mereka ke perusahaan-perusahaan yang menerapkan lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) dalam praktik bisnisnya. Kini, tambahnya, investor juga memperhatikan faktor keberlanjutan dan ESG.
"Kalau dulu tidak, bisnis bagus diberikan dana, kalau sekarang ini bagian dari due deligence (uji tuntas)," katanya.
Ia mencontohkan Indonesia Sovereign Fund atau INA (Indonesia Investment Authority) yang memasukkan ESG dalam pertimbangan investasinya. Jika suatu perusahaan memiliki bisnis yang baik tapi merusak lingkungan, maka juga tidak memenuhi syarat mendapatkan investasi.
Investasi berdampak merupakan strategi yang bertujuan untuk menghasilkan keuntungan finansial bersamaan dengan manfaat sosial atau lingkungan yang terukur. Investor menginvestasikan uang mereka pada perusahaan, organisasi, dan proyek yang menangani masalah mendesak seperti perubahan iklim, kemiskinan, dan ketidaksetaraan.
Rani mengatakan investor Indonesia mulai antusias pada investasi berdampak. Investasi berdampak bukan tanpa tantangan. Sebab, mengukur dampak sosial dan lingkungan dari investasi bisa menjadi rumit.
"Tapi tantangannya, seperti saat ingin membentuk Impact Fund (Dana Berdampak) tantangannya return (keuntungannya) seperti apa, sementara kami harus mengedukasi ini tidak semata-mata return," katanya.
Menurutnya beberapa tahun depan investasi berdampak di Indonesia akan mulai berkembang. Sebab perlu mengubah pola pikir investasi tidak hanya return. "Karena ada faktor lain yang menyeimbangkan," katanya.