Dalam pembahasan perdagangan karbon, Ibas menegaskan pentingnya Indonesia untuk mengambil peran strategis di pasar karbon global. Dia berharap tindak lanjut dari COP-29 dapat mengukuhkan komitmen Indonesia dalam menangani isu perubahan iklim melalui partisipasi di forum internasional tersebut.
Lebih lanjut, Ibas menyampaikan apresiasi atas komitmen Kementerian Lingkungan Hidup dalam mengurangi tingkat kebakaran hutan dan deforestasi. Ia juga menekankan pentingnya penyelesaian konflik tenurial yang masih menjadi isu di berbagai wilayah.
“Kementerian Lingkungan Hidup punya tugas besar, tidak hanya memastikan pengelolaan hutan yang adil dan merata antara swasta dan masyarakat, tetapi juga menyelesaikan status kawasan hutan yang legal dan legitimate untuk meminimalisir konflik,” tegasnya.
Ibas menutup pidatonya dengan usulan strategis yang mencakup insentif dan sanksi dalam menjaga lingkungan hidup. Dia mendorong pemerintah untuk memberikan penghargaan kepada perusahaan yang aktif menjaga kelestarian lingkungan, sekaligus menerapkan sanksi tegas kepada mereka yang melanggar regulasi.
“Kita juga perlu kolaborasi, tidak hanya pemerintah, tapi juga swasta, komunitas beserta masyarakat dalam kemitraan pengelolaan sampah. Tidak hanya regulasi, termasuk di dalamnya investasi, perlu memberikan insentif bagi perusahaan yang mematuhi standar lingkungan, dan pada saat yang sama, memberlakukan sanksi tegas kepada pelaku yang merusak lingkungan.”
BACA JUGA: Tulis Pesan Khusus untuk Al-Qassam, Ini Isi Lengkap Surat Segal Warga Israel-Amerika
“Dengan begitu, kita bisa menciptakan ekosistem yang teratur, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Untuk bumi kita, untuk kesehatan, dan lingkungan asri Indonesia,”tegasnya.
Rapat kerja ini menjadi langkah penting dalam memperkuat kebijakan strategis lingkungan hidup, menjadikan Indonesia lebih kompetitif secara global, dan memastikan keberlanjutan untuk generasi mendatang.