ESGNOW.ID, JAKARTA -- Kebakaran hutan menjadi salah satu bencana yang berisiko membahayakan lingkungan, kesejahteraan masyarakat, hingga perekonomian. Kejadian kebakaran hutan di berbagai negara termasuk Indonesia juga semakin meningkat, salah satunya akibat perubahan iklim dan perubahan tata guna lahan.
Pakar kehutanan sekaligus CEO Society of American Foresters, Terry Baker, menegaskan bahwa aktivitas manusia memainkan peran besar dalam peningkatan kejadian kebakaran hutan dan lahan.
“Jika 90 persen kebakaran dimulai oleh manusia, dan populasi kita terus bertambah, begitupun orang-orang semakin berkembang ke daerah pedesaan atau semakin sering pergi dan berekreasi di area alami, maka hanya tinggal menunggu waktu sebelum secara statistik kita akan melihat semakin banyak kebakaran yang terjadi," kata Baker seperti dilansir Yale Sustainability, Senin (15/1/2024).
Selain itu, menurut Baker, sebagian tanggung jawab juga terletak pada praktik-praktik yang dilakukan oleh para profesional pengelolaan kebakaran dan hutan serta kebijakan pemerintah pusat dan daerah. Teknik-teknik tradisional dalam pengelolaan hutan dan pencegahan kebakaran melibatkan pembukaan lahan dengan api terkendali dan mengolah lahan yang telah dibuka, yang membantu mencegah kebakaran yang tak terkendali. Namun, dalam banyak kasus, pengetahuan ini telah diabaikan, dilarang secara hukum, atau hilang sama sekali.
Direktur Penelitian di Yale Center on Climate Change and Health, Kai Chen, mengatakan bahwa perubahn iklim akan membuat kejadian kebakaran hutan menjadi lebih sering dan dahsyat. Menurut dia, perubahan iklim secara harfiah memicu kebakaran hutan dengan mengubah parameter cuaca yang termasuk dalam komponen-komponen kebakaran hutan.
Chen menyebut kenaikan suhu, penurunan curah hujan dan peningkatan pola kekeringan, yang semuanya merupakan dampak dari perubahan iklim, sebagai hal yang mengkhawatirkan.
"Musim yang lebih panas yang dipasangkan dengan vegetasi yang lebih kering dapat menyebabkan lebih banyak kebakaran hutan yang lebih sulit untuk dikendalikan. Angin yang lebih kencang juga menambahkan lebih banyak oksigen ke dalam api, sehingga api dapat menyebar lebih cepat,” kata Chen.
Akibat perubahan iklim, kebakaran hutan dan dampaknya diperkirakan akan meningkat secara dramatis. Model perubahan iklim memproyeksikan bahwa jika dunia tetap melakukan bisnisnya seperti biasa, maka akan terjadi kebakaran hutan yang lebih sering dan lebih hebat hingga akhir abad ini.
"Karena itu, mayoritas penduduk dunia akan mengalami risiko yang lebih besar terhadap paparan kebakaran hutan,” kata Chen
Kebakaran hutan memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan, termasuk vegetasi, satwa liar, dan orang-orang yang tinggal di jalurnya. Baker menjelaskan bahwa kebakaran yang hebat dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan pada tanah dan juga hilangnya vegetasi. Kerusakan tersebut dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor yang menghancurkan habitat dan properti serta menurunkan kualitas air setempat. Binatang-binatang hutan juga dapat tergusur, atau lebih buruk lagi.
"Meskipun beberapa spesies telah mengembangkan naluri selama ribuan tahun untuk mendeteksi kebakaran dan menyelamatkan diri, tergantung pada kondisi dan perilaku kebakaran, beberapa kebakaran yang lebih besar menyebabkan lebih banyak dampak pada satwa liar," kata Baker.