Senin 10 Jun 2024 13:00 WIB

Waspada! Kekeringan Mulai Mengintai

Ada sebanyak 2.888 jiwa di Kabupaten Cilacap yang terdampak kekeringan.

Red: Satria K Yudha
Tim gabungan dari Pemerintah Kabupaten Cilacap mendistribusikan air bersih di wilayah terdampak kekeringan, di Kabupaten Cilacap, Ahad (9/6/2024).
Foto: BPBD Kab. Cilacap
Tim gabungan dari Pemerintah Kabupaten Cilacap mendistribusikan air bersih di wilayah terdampak kekeringan, di Kabupaten Cilacap, Ahad (9/6/2024).

ESGNOW.ID,  JAKARTA -- Sejumlah wilayah di Indonesia mulai mengalami kekeringan. Meski baru memasuki musim kemarau, warga di beberapa daerah dilaporkan mulai kesulitan air bersih. Lahan pertanian juga terdampak. 

Di Jawa Tengah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan Kabupaten Cilacap mulai dilanda kekeringan hingga membuat warga setempat kesulitan air bersih dan diterpa terik matahari. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan di Jakarta, Ahad (10/6/2024)  malam, mengatakan, selama beberapa hari terakhir tidak ada hujan yang mengguyur Cilacap hingga mengeringkan sumur atau penampungan air milik warga.

Baca Juga

Kondisi kekeringan di Cilacap makin diperparah oleh rata-rata suhu harian yang relatif meningkat berkisar 26-34 derajat celcius tanpa ditutupi awan. Ia menilai fenomena tersebut sebagai pertanda memasuki awal musim kemarau.

"Puncak kekeringan dirasakan warga terjadi pada Sabtu (8/6), dan tim pun diterjunkan melakukan pendataan dan memonitor kebutuhan wilayah terdampak," kata dia.

Pusdalops BNPB mencatat saat ini ada sebanyak 158 keluarga atau 627 jiwa warga yang benar-benar terdampak kekeringan dan membutuhkan air bersih setidaknya untuk kebutuhan sehari-hari. Mereka adalah warga Desa Ujungmanik di Kecamatan Kawunganten dan Desa Rawajaya di Kecamatan Bantarsari.

Berdasarkan laporan Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap hingga Ahad siang telah didistribusikan 10 ribu liter air bersih sebagai upaya penanganan darurat bagi warga kedua desa itu.

Di sisi lain, ia menyebutkan, BNPB mengapresiasi upaya cepat Pemerintah Kabupaten Cilacap dengan menetapkan status siaga darurat kekeringan yang berlaku enam bulan ke depan atau hingga 22 November 2025. Menurut dia, status siaga darurat yang diterbitkan oleh Bupati Cilacap tersebut langkah kesiapsiagaan tepat karena akan memudahkan segenap upaya darurat bencana, dalam merespon dampak kekeringan memasuki musim kemarau ini yang berdasarkan prakiraan BMKG akan berlangsung Juni- September 2024.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), Budi Setyawan mengatakan ada enam desa yang telah terdampak kekeringan pada musim kemarau 2024. "Hal ini diketahui dari permohonan bantuan air bersih yang kami terima sejak pertengahan Mei," katanya di Cilacap, Senin.

Ia mengatakan enam desa yang telah terdampak kekeringan itu terdiri atas Bojong dan Ujungmanik di Kecamatan Kawunganten, Cimrutu dan Rawaapu di Kecamatan Patimuan, Gintungreja di Kecamatan Gandrungmangu, dan Rawajaya di Kecamatan Bantarsari.

Menurut dia, total warga yang terdampak kekeringan pada enam desa tersebut mencapai 775 keluarga yang terdiri atas 2.888 jiwa. "Hingga saat ini kami telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 13 tangki atau setara dengan 65.000 liter yang bersumber dari APBD Kabupaten Cilacap," katanya.

Sawah mengering...lanjut baca>>>

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement