ESGNOW.ID, JAKARTA -- Ketika asap kebakaran hutan mengubah udara menjadi coklat dan kabur, Anda mungkin berpikir untuk masuk ke dalam rumah dan menutup jendela, menyalakan air purifier, hingga memakai masker. Ini semua adalah strategi yang baik untuk mengurangi paparan partikel dalam asap kebakaran hutan, tetapi udara berasap juga dipenuhi dengan gas yang berpotensi berbahaya.
Gas-gas tersebut dapat masuk ke dalam bangunan dan tetap berada di dinding dan lantai selama berpekan-pekan. Menghilangkan gas-gas ini tidak semudah menyalakan alat pembersih udara atau membuka jendela pada hari yang cerah.
Sebuah penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances, Profesor Kimia dari Colorado State University, Delphine Farmer, melacak keberadaan gas-gas ini di dalam rumah yang terpapar asap kebakaran hutan. Ia meneliti dampak dari kebakaran di Colorado pada Desember 2021, yang menghanguskan hampir 1.000 rumah.
“Mereka yang beruntung dan rumahnya masih berdiri, bertanya apa yang harus dilakukan untuk membersihkan rumah mereka. Ini yang melatarbelakangi penelitian saya,” kata Farmer seperti dilansir dari Inverse, Senin (23/10/2023).
Dari penelitian ini, Farmer menemukan bahwa bukan hanya partikel asap yang menempel di permukaan rumah seperti lantai, dinding, langit-langit, namun juga senyawa organik. Senyawa yang menempel tersebut kemudian membentuk reservoir - kumpulan molekul organik yang tidak terlihat dan dapat berkontribusi pada kimiawi udara di dalam rumah.
Senyawa organik volatil yang mudah menguap (VOC) adalah senyawa yang mudah menjadi gas pada suhu kamar. Senyawa ini mencakup segala sesuatu mulai dari limonene dalam lemon hingga benzena dalam bensin. VOC tidak selalu berbahaya bagi kesehatan manusia, tetapi banyak VOC dalam asap yang berbahaya.
Untuk mempelajari risiko yang bisa terjadi, Farmer bekerja sama dengan para peneliti lain dari AS dan Kanada. Setelah melakukan berbagai kajian, ditemukan bahwa VOC dalam asap dampaknya lebih berbahaya, dibanding partikel asap yang bisa mengendap di permukaan dengan cepat
Pada awalnya, lantai, dinding, dan permukaan bangunan rumah bisa menyerap senyawa organik volatil yang dibawa asap kebakaran. Namun setelah partikel asap hilang, VOC perlahan-lahan menguap kembali selama beberapa jam, hari, atau bahkan bulan berikutnya, tergantung pada jenis VOC.
“Secara keseluruhan, kami menyimpulkan bahwa reservoir permukaan ini memungkinkan VOC asap bertahan di dalam ruangan, yang berarti bahwa orang-orang terpapar tidak hanya selama kejadian asap besar tetapi juga dalam jangka waktu yang lama,” kata Former.
Asap VOC merupakan karsinogen yang terkenal, dan tingkat paparan yang tinggi dapat menyebabkan masalah pernapasan dan kesehatan. Meskipun konsentrasi VOC menurun seiring berjalannya waktu, konsentrasi tersebut tetap tinggi di atas tingkat normal.
Mengingat bahwa konsentrasi VOC dari sumber lain, seperti memasak dan membersihkan rumah, sudah cukup tinggi di dalam rumah sehingga dapat membahayakan kesehatan, maka sumber paparan jangka panjang tambahan dari asap ini dapat menjadi penting. Studi toksikologi lebih lanjut akan diperlukan untuk menentukan signifikansi efek kesehatannya.
Jadi, apa yang dapat dilakukan untuk menghilangkan gas asap yang masih tersisa ini? Menurut Farmer, pembersih udara (air purifier) hanya dapat menghilangkan sebagian VOC yang ada di udara, dan tidak dapat membersihkan VOC di lantai atau dinding rumah. Karenanya Farmer menyarankan untuk membersihkan permukaan dengan menyedot debu, membersihkan debu, dan mengepel dengan larutan pembersih. Cara ini akan secara efektif dan permanen mengurangi tingkat VOC asap di dalam ruangan.
"Dengan semakin seringnya terjadi kebakaran hutan, pembersihan permukaan dapat menjadi cara yang mudah, murah, dan efektif untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruangan," kata Farmer.