ESGNOW.ID, LONDON -- Badan meteorologi Inggris (Met Office) mencatat tingkat karbon dioksida di atmosfer tahun lalu meningkat lebih cepat dari sebelumnya. Lonjakan karbon ini mengancam target iklim global untuk membatasi suhu global tidak melewati 1,5 derajat Celsius di atas tingkat rata-rata masa pra-industri.
Met Office mengatakan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer saat ini 50 persen lebih tinggi daripada sebelum penggunaan bahan bakar fosil skala besar dimulai. Rekor emisi bahan bakar fosil dan berkurangnya penyerapan alami akibat kebakaran hutan dan kekeringan berkontribusi terhadap peningkatan ini.
Met Office memperingatkan peningkatan karbon dioksida saat ini tidak sesuai dengan target 1,5 derajat Celius yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris 2015. Pada tahun 2024, suhu global melampaui ambang batas ini untuk pertama kalinya.
“Untuk membatasi suhu bumi tidak melampaui batas 1,5 derajat Celsius, kenaikan (jumlah) karbon dioksida (di atmofer) perlu diperlambat, namun pada kenyataannya yang terjadi justru sebaliknya,” kata kepala penelitian dampak iklim Met Office Richard Betts seperti dikutip dari BBC, Jumat (17/1/2025).
Aktivitas manusia, terutama pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan hutan, merupakan pendorong utama peningkatan karbon dioksida yang saat ini mencapai titik tertinggi dalam dua juta tahun terakhir. Global Carbon Project melaporkan tingginya emisi bahan bakar fosil tahun lalu, yang diperburuk fenomena El Nino, mengurangi kemampuan alam dalam menyerap karbon dioksida.
“Bahkan tanpa dorongan dari El Nino tahun lalu, kenaikan karbon dioksida yang didorong pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi saat ini akan melampaui skenario 1,5 derajat Celsius yang ditetapkan dari IPCC (badan iklim PBB),” kata Betts.
Kebakaran hutan juga melepaskan karbon dioksida. Antara tahun 2023 dan 2024, tingkat karbon dioksida naik hampir 3,6 ppm menjadi lebih dari 424 ppm, peningkatan tahunan terbesar sejak pengukuran dimulai pada tahun 1958. Tren ini menimbulkan kekhawatiran tentang berkurangnya kemampuan alam untuk menyerap karbon dioksida.
Pemanasan global, kebakaran hutan dan deforestasi membuat efektivitas Tundra Arktik dan hutan hujan Amazon dalam menyerap karbon menjadi kurang efektif. Met Office memperkirakan pada tahun 2025 lonjakan korban dioksida tidak akan ekstrem, tetapi masih di luar target 1,5 derajat Celsius. Kondisi La Niña dapat meningkatkan penyerapan karbon dioksida untuk sementara waktu, namun pemanasan akan terus berlanjut seiring dengan akumulasi karbon dioksida.